Beternak Kroto dengan Paralon

Selasa, 29 Mei 2018, 17:16 WIB

Rangrang dalam paralon. | Sumber Foto:Berbagai sumber


AGRONET - Tentu bagi seorang peternak burung dan pembudidaya ikan pasti menggunakan kroto sebagai pakannya terlebih untuk meningkatkan kualitas hasil ternak dan budidaya mereka. Namun, bagi orang awam istilah kroto masih terdengar tabu bahkan tidak tahu sama sekali. Kroto adalah campuran telur dan larva yang mana keduanya dihasilkan oleh semut rangrang.

Kroto menjadi pakan yang berkualitas dan bernilai gizi tinggi yang sangat diperlukan untuk menghasilkan burung maupun ikan dengan kualitas terbaik. Di pasaran, harga kroto dengan ukuran 1 kg bisa mencapai Rp 250.000. Ini merupakan angka yang besar untuk sekedar memberi makan burung.

Perlu diketahui, tidak semua semut bisa menghasilkan kroto untuk pakan burung ataupun ikan. Semut rangrang jenis Oecophylla smaragdina yang bisa menghasilkan kroto. Nama lain dari semut tersebut adalah semut merah, semut api atau semut kararangge.

Semut rangrang berkembangbiak dengan cara bertelur. Jadi apabila ada semut rangrang betina bertelur maka seluruh koloni akan bersama-sama menjadi telur tersebut.

Jaring putih yang terdapat pada telur mereka manfaatkan untuk membangun sarang. Sehingga dengan sarang tersebut dapat digunakan untuk menumbuhkan telur yang berkembang menjadi larva, pupa dan akhirnya imago.

Makanan semut rangrang hampir sama dengan serangga kecil lainnya yakni protein dan sari gula. Kebutuhan nutrisi yang mereka peroleh didapat dari nektar dan simbiosis mutualisme dengan serangga lain semisal kutu-kutuan. Jadi, semut rangrang mendapatkan nutrisi dari kutu daun dan kutu daun mendapatkan perlindungan dari berbagai predator yang ingin memangsanya.

Ada 3 langkah yang harus dipahami bagi pembudidaya ternak kroto. Pertama tahap persiapan ternak kroto lalu pemberian pakan dan terakhir pemanenan. Bagi seorang pemula, ketiga langkah ini harus dijalani secara berurut dan sabar agar menghasilkan kualitas kroto yang baik.

Tahap persiapan dimulai dari pengadaan bibit hingga terciptanya kandang yang telah diletakkan tabung atau media lain. Bibit kroto yang terbaik adalah hasil tangkapan di alam atau dapat juga membelinya dari petani yang sudah berpengalaman minimal 3 tahun dalam pembudidayaan.

Media yang digunakan dalam hal ini adalah paralon atau pipa pvc. Alasan utama penggunaan paralon adalah lebih praktis, simple, fleksibel dan sangat mudah perawatannya. Pertama, buatlah dengan model bersusun 2 tingkat.

Kedua, di atas rak kaki letakkan semacam wadah plastik bisa mangkuk atau potongan plastik. Dan isi setiap wadah tadi dengan cairan bisa air juga oli. Ini bertujuan agar semut rangrang tidak keluar dari medianya.

Penempatan kandang harus berada jauh dari berbagai gangguan semisal ayam atau serangga besar lainnya. Pembudidayaan ini butuh ketenangan. Alangkah baiknya ditempatkan di ruangan tertutup.

Apabila penempatan pipa dan pembuatan kandang telah selesai dilakukan maka selanjutnya adalah menaburkan bibit semut rangrang ke dalam paralon. Pakan kroto adalah sejenis serangga seperti misalnya cicak, belalang, jangkrik, ulat atau hewan kecil lainnya. Namun bisa juga diberi makanan lainnya seperti ayam rebusan, tulang-tulangan yang telah dipecah-pecah.

Kroto baru bisa dipanen setelah berusia 15-20 hari. Karena telur ke larva mempunyai daur hidup 15-20 hari. Pemanenan dapat dilakukan apabila sarang telah penuh dengan telur atau kroto yang berwarna putih.

Sebagai awalan, biarkan saja dahulu perkembangbiakan semut bertambah banyak. Setidaknya tunggu saja selama 6 bulan hingga benar-benar populasinya banyak. Setelah itu bisa dilakukan pemanenan 2 kali setiap bulannya.

Tahapan pemanenan kroto cukup menyediakan wadah melengkung semacam ember atau baskom.
Lalu, letakkan saringan dari kawat yang ukuran jaringnya kira-kira bisa menghambat semut masuk ke dalam baskom. Pakai sarung tangan untuk menghidari gigitan semut.

Tumpahkan media ternak ke dalam baskom yang telah diberi saringan. Nah, kroto akan jatuh dengan sendirinya sedangkan semut akan tersaring. Bersihkan kembali media paralon dan letakkan kembali hingga menghasilkan kroto selanjutnya. (Berbagai sumber/111)

BERITA TERKAIT