THE PEEX: Inovasi Basmi Hama untuk Petani

Rabu, 11 Juli 2018, 09:56 WIB

Ilustrasi hama tanaman | Sumber Foto:Pixabay

AGRONET - Pesatnya kemajuan teknologi saat ini harus mampu memberikan solusi bagi setiap kebutuhan para petani Indonesia. Salah satu alat ciptaan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu “THE PEEX” (the pest exterminator) menjadi solusi permasalahan petani di Gapoktan Mandiri Jaya, Kecamatan Dramaga, Bogor.

Alat tersebut digunakan untuk membasmi hama serangga nokturnal tanaman padi berbasis termoelektrik dan biobriket yang efektif serta ramah lingkungan. Kelima mahasiswa yang menciptakan alat tersebut adalah Tegar Nur Hidayat, Maulana Syafiq Karuniawan, Aufa Nisrina Fadhila, Dikki Hendra Pratama dan Qumar Trio Jaksono. Alat yang diciptakan masuk ke dalam salah satu finalis Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM T) 2018 di bawah bmbingan Dr. Ir. I Made Dewa Subrata, M.Agr.

Tegar menjelaskan latar belakang terciptanya THE PEEX adalah adanya keluhan petani Gapoktan Mandiri Jaya yang dirugikan akibat serangan serangga. “Kita mencoba untuk mencari permasalahan mitra yaitu Gapoktan Mandiri Jaya. Ternyata lahan pertanian mereka mengalami serangan hama wereng dan penggerek batang, sehingga menurunkan produktivitas sebesar 20-30 persen. Sejauh ini petani hanya menggunakan insektisida dan perangkap terasi, tetapi masih kurang efektif dan tidak ramah lingkungan,” jelas Tegar. Alat THE PEEX tersebut memanfaatkan kebiasan hidup serangga yang keluar pada malam hari (nokturnal). Rancangan yang akan diterapkan berupa sistem perangkap lampu hasil dari sumber panas dengan memanfaatkan termoelektrik sebagai pembangkit listrik di tengah sawah. Dengan komponen utama pembangkit listrik adalah peltier (pengkonversi panas) dan biobriket (terbuat dari tempurung kelapa). Tegar menceritakan bahwa pembuatan alat THE PEEX cukup memakan waktu lama, tetapi biaya yang dibutuhkan lumayan terjangkau.

“Pertama sekali yang dibuat adalah generator listrik berbentuk kubus untuk membakar briket dan konversi panas. Selain dengan briket kita juga menyediakan sistem charger dengan baterai. Arus listrik yang dihasilkan nantinya akan dipakai untuk menyalakan lampu LED 13 watt yang sangat terang. Di bawah lampu ini kita beri perangkap berisi air, serangga akan menuju arah lampu dan jatuh ke dalam air. Biaya pembuatan alat cukup terjangkau yaitu 2,5 juta rupiah untuk diterapkan pada lahan mitra seluas 2 hektar,” terang Tegar.

Sejauh ini, Tegar dan tim sedang melakukan pengamatan produktivitas lahan yang dipasang THE PEEX. Harapannya dapat memberikan solusi yang lebih efektif dan ramah lingkungan kepada mitra. “THE PEEX ini cukup efektif untuk menangkap hama wereng dan penggerek batang yang menjadi masalah utama produktivitas lahan di sini. Respon dari para petani juga sangat mendukung adanya sosialisasi dan penerapan alat ini di lahan mereka. Harapannya kita dapat masukan mengenai kinerja alat untuk terus dilakukan pengembangan,” harap Tegar. (IPB/UAM/222)