Forum Alumni IPB Apresiasi Kinerja Kementan

Kamis, 13 September 2018, 16:33 WIB

Muhamad Karim, Ketua Dewan Forum Alumni IPB

AGRONET--Melemahnya rupiah belakangan ini telah membuat berbagai pihak perlu untuk berkontribusi menguatkannya kembali. Dan penguatan rupiah bisa dilakukan dengan cara menggenjot sektor riil di bidang pertanian, perkebunan, kelautan, dan perkebunan. Upaya ini sudah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan baik melalui program BEKERJA. Hal inilah yang diapresiasi Forum Alumni (FAN) IPB atas kinerja Kementerian Pertanian.

“Gebrakan Menteri Amran Sulaiman yang bekerja keras dan radikal dalam mendorong sektor pertanian khususnya mempercepat pemberian bantuan ke petani dari sebelumnya melalui proses tender diubah menjadi penunjukan langsung, percepatan swasembada pangan strategis, mendorong peningkatan volume ekspor dan meningkatkan investasi serta menggulung mafia pangan tak pandang bulu sudah tepat dan harus terus dilanjutkan,” demikian ungkap Ketua Dewan FAN IPB, Muhamad Karim di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Pria yang keseharianya sebagai pengajar Bioindustri Universitas Trilogi sekaligus Pengamat Politik Pertanian itu menegaskan sederetan gebrakan ini selain harus dilanjutkan juga harus menjadi contoh untuk dijadikan kebijakan dan program yang tepat dalam memperkuat perekonomian nasional khususnya memperkuat nilai tukar rupiah. Hal ini penting karena akan mengurangi pasokan impor pangan yang akan menguras devisa negara.

“Meningkatkan daya beli masyarakat karena sektor pertanian dalam arti luas itu padat karya, menyangkut hajat hidup orang banyak dan dikerjakan rakyat banyak,” sebutnya.

“Dengan demikian, langkah-langkah modernisasi pertanian dan perbaikan infrastruktur pertanian akan membuat Indonesia tak akan mengalami ketergantungan pangan impor, akan tetapi swasembada dan berdaulat,” ujar Karim pria kelahiran Muna, Sulawesi Tenggara.

Tak hanya itu, sambung Karim, berbagai strategi dan gebrakan berani Menteri Pertanian era Jokowi-JK saat ini patut diakui mampu menjadikan Indonesia sebagai negara lumbung pangan baru di Asia Tenggara bahkan Indonesia bisa menjadi macan pangan di dunia. Karena itu, pelemahan rupiah saat ini tidak perlu dikhawatirkan.

“Kita tidak perlu khawatir rupiah melemah, jika stok pangan nasional aman, baik dari tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Mengapa rupiah selama ini tergerus, karena pangan kita masih banyak impor dan dimainkan mafia. Hasilnya sekarang kan kondisi harga pangan stabil n mafia pangan perlahan lahan diberantas,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Komisi IV DPR RI, Edi Prabowo dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian, kemarin, di Gedung DPR RI, Rabu (12/9). Dia menekankan kebijakan dan program Kementan di pemerintahan Jokowi-JK yang turut berkontribusi dalam menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS harus ditiru oleh Kementerian dan Lembaga lainnya. 

“Saya sangat mendukung apa yang menteri pertanian, fokus terhadap pembangunan pertanian. Sehingga, Kementan berhasil membawa investor untuk berivestasi di indonesia. Harusnya ini dapat ditiru oleh kementerian lain,” kata Edi

Sementara itu, Mentan Amran Sulaiman mengatakan program kerja Kementan pada 2019 fokus dalam pengembangan infrastruktur dan korporasi petani untuk percepatan peningkatan produksi dan ekspor pangan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Produksi komoditas strategis seperti padi ditargetkan 84 juta ton, jagung 33 juta ton, kedelai 2,8 juta ton, bawang merah 1,41 juta ton, cabai 2,29 juta ton, daging sapi 0,75 juta ton, gula 3,8 juta ton dan komoditas lainya pun dibuat target produksinya agar Indonesia meraih swasembada pangan dan akhir bisa ekspor.

“Seperti yang dicapai di tahun 2017 kemarin, ekspor komoditas pertanian Indonesia naik 24 persen. Investasi juga meningkat menjadi Rp 44 triliun selama empat tahun berturut-turut. Pencapaian ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2018 mencapai 4,7 persen, yang dulu hanya 2 persen atau 3 persen, seperti disampaikan BPS dalam Sidang Kabinet,” tutur Amran.

BERITA TERKAIT