Binahong, Tanaman Langka Beragam Khasiat

Minggu, 02 Desember 2018, 21:51 WIB

Tanaman Binahong di Kampung Gintung, Tangerang Selatan. | Sumber Foto: AGRONET/ Hamdan Zalik

AGRONET -- “Ente makan dah binahong tiap hari insyaallah stamina dan kesehatan ente terjage, daripade ente sakit duluan, mending kite jage sebelum sakit,” ujar Ujang kepada AGRONET dengan logat khas betawi nya saat berbincang akhir pekan ini. Pesan yang disampaikannya, kalau kita rajin mengonsumsi daun binahong akan dapat mencegah atau sebagai tindakan preventif sebelum timbul penyakit, dan dapat meningkatkan stamina.

Di kediamannya di Kampung Gintung, Tangerang Selatan, tanaman binahong yang ditanam pria yang biasa disapa Bang Ujang ini, tampak terlihat menjalar lebat di sekitar pagar samping rumahnya, seperti tanaman daun sirih.  “Dulu ane dapat dikasih ama temen, katenye banyak manfaat untuk ngobatin penyakit. Cuman mah, orang-orang banyak yang kagak tahu. (Bibitnya dikasih teman, dan katanya banyak manfaat untuk mengobati berbagai penyakit. Hanya saja banyak orang yang tidak kenal dengan tanaman ini. red),” ujarnya.

Seperti diceritakan Bang Ujang, memang tanaman ini belum dikenal luas. Binahong baru dikenal di Indonesia akhir-akhir ini sebagai tanaman obat. Di negara asalnya, Korea, ataupun di tengah kehidupan masyarakat Tiongkok, binahong sudah dikonsumsi sebagai obat sejak ratusan tahun yang lalu.

Tanaman yang dalam bahasa latin disebut Bassela rubra linn ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Akar binahong berbentuk rimpang, bisa dikembangbiakan secara vegetatif (melalui akar) maupun generatif (melalui biji bunga). Biasanya dikembangbiakan langsung melalui akarnya.

Strukutur batang bersifat lunak, berbentuk silindris (bagian tengah batang diameternya sama antara bagian pangkal dan ujung), saling membelit, dan bercabang. Bagian batang yang menjalar ke atas mengeluarkan akar. Batangnya berwarna merah, bertekstur halus, dan bagian dalamnya solid. Permukaan batang binahong kadang membentuk semacam umbi yang melekat pada bagian ketiak daun.

Daun binahong bertulang tunggal, bertangkai sangat pendek dengan susunan berseling, berwarna hijau, berbentuk seperti tanda love atau jantung (cordota), tipis dan lemas dengan ukuran panjang sekitar 5-10 cm dan lebar sekitar 3-7 cm. Bunga binahong tumbuh di bagian ketiak daun yang berbentuk majemuk bertandan dan bertangkai panjang. Mahkota bunga berwarna krem keputih-putihan, biasanya berjumlah lima helai, tidak beraturan, dan beraroma harum.

Binahong mempunyai beragam khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti ambeien, diare, usus bengkak, jerawat, pemulihan pasca melahirkan, luka bakar, menambah nafsu makan,  dan dapat meningkatkan stamina. Tumbuhan ini juga dikenal manjur untuk mengobati penyakit yang tergolong berat, seperti muntah darah, borok, radang ginjal, paru-paru berlubang, gegar otak ringan hingga berat, gejala liver, kencing manis, dan lain sebagainya.

Daun binahong setelah dibersihkan dapat langsung dimakan atau direbus terlebih dahulu pada air mendidih, kemudian dinginkan dan diminum. Untuk pengobatan penyakit luar, dapat ditumbuk atau diremas halus hingga mengeluarkan lendir, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.

Meski tidak sering, Bang Ujang mengaku langsung memakan daun binahong, seperti mengunyah daun sirih, untuk menjaga stamina. Kalau untuk pengobatan penyakit berat, berapa dosis dan lama waktu mengonsumsinya, dia menyarankan, untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahlinya. “Emang rasenye agak enek. Daunnya pertama dikunyah terasa seperti krenyes-krenyes kerupuk, abis itu ada brasa berlendir. (Rasanya kurang enak. Pertama mengunyahnya, agak terasa seperti mengunyah kerupuk, kemudian berlendir. red),” jelasnya.

Seperti obat pada umumnya, pada kondisi tertentu atau jika dikonsumsi secara berlebihan binahong dapat menimbulkan efek samping. Mengonsumsi daun binahong menimbulkan efek nyeri, sehingga tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui. Contoh lain,  jangan makan binahong bersamaan dengan zat stimulan, seperti kopi, teh, dan kacang kola, karena efeknya bisa sangat fatal. 

Langkah Bang Ujang menaman binahong yang tergolong langka ini patut diapresiasi, karena dapat memberi manfaat yang luas kepada masyarakat. Terlebih, mengobati penyakit itu relatif mahal, jadi lebih baik mencegah daripada mengobati. Namun, untuk mengonsumsi binahong pada dosis dan ukuran tertentu, sebaiknya kita berkonsultasi dahulu dengan ahlinya. (591)