Jumiarsih Mia Kembangkan Jus Honje Khas Pangandaran

Minggu, 18 Maret 2018, 21:06 WIB

Jumiarsih Mia, Produsen Jus Honje | Sumber Foto:Dok. Pribadi

AGRONET – Tiap daerah memiliki kudapan khas yang tidak dimiliki wilayah lain. Begitu juga dengan daerah Pangandaran, Jawa Barat.  Keindahan Teluk Pangandaran serta gelombang laut yang rendah menjadikan tempat ini tujuan wisata yang menyenangkan.  Banyaknya wisatawan yang datang menjadikan peluang usaha baru, khususnya penyaji kuliner.  Contohnya Jumiarsih Mia yang kini mengembangkan minuman khas pangandaran, jus honje .

Mia, begitu ia kerap di sapa, bukanlah orang pertama yang mempopulerkan jus honje .  “Ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang mengajarkan saya membuat jus honje  ini,” kata Mia.  Berawal dari menjual jus honje  buatan orang, kala itu Mia berkeinginan untuk membuat jus honje sendiri.  Setelah mengetahui proses pembuatannya, Mia mengaku mudah untuk memproduksi jus honje.

Buah honje  yang sudah dicuci bersih hanya tinggal ditumbuk manual menggunakan lumpang.  Setelah halus, honje direbus bersama gula pasir kemudian disaring.  Mia pun memiliki kemudah dalam memperoleh pasokan bahan baku.  Tanaman honje yang banyak tumbuh di Pangandaran, Mia ketahui dari sang suami yang berprofesi sebagai ganis (tenaga teknis) hasil hutan.

Tanpa perlu di budi daya, honje dapat tumbuh liar di sekeliling hutan Pangandaran.  Hal tersebut menjadikan buat harga honje cukup murah.  Per-kilogram honje  dihargai Rp. 20 ribu.  Dengan menjadikan honje sebagai jus, menjadi potensi usaha menguntungkan.  Jus honje buatan Mia per-botol dibandrol seharga Rp10 ribu.  Menguntungkan Bukan? Bagi Mia, tidak hanya rupiah yang ia kejar dari penjualan jus honje.  Dengan memproduksi jus honje ini, Mia dapat menyerap tenaga kerja dan waktu Mia menjadi semakin bermanfaat.

Berbagai merk jus honje sudah banyak tersebar di Pangandaran, namun cita rasa khas produk  Mia itu menjadi incaran para peminat.  Mia memilih honje kualitas terbaik untuk diramu menjadi minuman yang banyak khasiatnya ini.  “Honje hijau enak dijadikan jus, tapi warnanya agak pucat jadi saya juga menggunakan honje yang berwarna merah,” terang Mia.

Kuncian resep jus honje yang Mia kembangkan saat ini merupakan hasil uji cobanya sejak awal Tahun 2017.  Satu tahun bereksperimen, kini Mia sudah memiliki takaran dan rasa yang konsisten.  Demikian pula dengan kemasan, Mia sudah menggunakan kemasan botol yang praktis digunakan, awalnya hanya menggunakan cup.

Tester jus honje Mia bagikan di tempat senam, tempat wisata, dan juga rumah makan ayam penyet miliknya.  Masukan dari konsumen Mia jadikan bahan masukan untuk menghasilkan produk yang lebih baik.  Kini, jus honje milik Mia sudah laris manis di pasaran Pangandaran dan Jawa Barat.  Mia berharap Pemerintah Kabupaten Pangandaran terus mendukung usahanya menyajikan sajian khas Pangandaran. (269)

BERITA TERKAIT