Kembangkan Krisan, Indonesia Gandeng Belanda dan Jepang

Senin, 18 Februari 2019, 11:59 WIB

Bunga Krisan | Sumber Foto: Bibit Bunga

AGRONET -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pengembangan tumbuhan bunga Krisan sebagai produk tanaman hias. Saat ini, Krisan sudah menduduki posisi utama dengan mencakup 57,67 persen dari seluruh tanaman hias yang ada di Indonesia.

Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Pusat PVTPP), Erizal Jamal, mengatakan hingga saat ini lebih dari 70 varietas Krisan baru berhasil diproduksi melalui program hibridisasi dan mutasi. "Tanaman ini awalnya introduksi dari luar negeri sejak 1998. Sebagian besar varietasnya dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian," kata Erizal, pekan lalu (13/2).

Menurut Erizal, beberapa varietas yang dihasilkan sangat populer di pasar domestik dan internasional. Beberapa di antaranya adalah Puspita Nusantara, Puspita Asri, Puspita Pelangi, dan Dewi Ratih. Varietas Puspita Nusantara dan Puspita Kencana bahkan sudah dilindungi hak perlindungan varietas tanaman (PVT).

Erizal mengatakan, dalam tata perdagangan produk pertanian dunia, ekspor Krisan Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, ekspor Krisan Indonesia mencapai 61.057 kilogram. Sementara volume impor terus menurun dari 6.975 kg pada tahun 2016 menjadi 1.571 kg pada tahun 2018. "Ke depan prospek pasar Krisan dunia semakin terbuka, terutama produk Krisan Belanda dan beberapa negara Eropa, serta Jepang," katanya.

Di Jepang sendiri permohonan hak PVT rata-rata mencapai 100-150 varietas setiap tahun. Sementara di Belanda rata-rata 55 varietas.  Sedangkan di beberapa negara Eropa, tanaman ini adalah yang terbesar ke dua setelah Mawar dalam kelompok tanaman hias yang paling banyak dimohonkan Hak PVT nya. Di Indonesia jumlah permohonan hak PVT untuk krisan baru sekitar 34 varietas.

Sementara itu, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (Pusat PVTPP) menggandeng Center for Seeds and Seedlings (NCSS), National Agriculture and Food Research Organization (NARO) Jepang dan Naktuinbouw Belanda. Dua lembaga itu berkompeten dalam pengembangan krisan di dunia. 

Kerja sama ke tiga lembaga ini meliputi kegiatan Technical Workshop on DUS Tests for Chrysanthemums yang diselenggarakan di Naktuinbouw, Roelofarendsveen, Belanda, pada tanggal 4-6 Februari 2019 lalu, yang diwakili oleh Pemeriksa PVT, Nani Suwarni. (591)