Inovasi Perangkap Lalat Buah dari UGM

Kamis, 01 Agustus 2019, 20:15 WIB

Lima mahasiswa UGM berinovasi mengembangkan perangkap yang efektif untuk mengurangi serangan lalat buah. | Sumber Foto:Dok Humas UGM

AGRONET -- Petani jambu air tak perlu lagi khawatir terhadap serangan hama lalat buah yang sering kali mengakibatkan gagal panen. Sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil berinovasi menemukan alat yang efektif untuk mengurangi serangan lalat buah.

Inovasi perangkap lalat buah ini dikembangkan oleh lima mahasiswa UGM, yaitu Reka Indera Malis, Ilham Satria Raditya Putra, Muhammad Afin Al Basyar, ketiganya dari jurusan kimia, Adlina Pinka Nada dari Hama Penyakit Tumbuhan, dan Gity Xavira Putri dari Biologi.

Perangkap lalat buah ini diterutamakan untuk Jambu Air Dalhari. Pembuatannya dilatarbelakangi kondisi petani buah jambu air dalhari di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sering mengalami gagal panen akibat serangan lalat buah.

Untuk menyelamatkan jambu air dari serangan lalat buah, petani setempat telah melakukan pecegahan dengan cara pembungkusan. Teknik ini dinilai efektif, akan tetapi memakan waktu yang lama dan tidak bisa menjangkau seluruh buah dalam satu pohon.

Melihat kondisi tersebut, kelima mahasiswa ini mulai memutar otak mencari solusi guna memperoleh teknik yang efektif dan efesien. Perangkap lalat buah yang tahan lama untuk mengatasi serangan hama lalat buah, kini berhasil dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengembangan Teknologi (PKM T) Ristekdikti tahun 2019.

"Perangkap lalat buah ini kami desain mengeluarkan aroma mirip dengan feromon dari lalat buah betina untuk menarik lalat jantan agar mendekati perangkap. Lalat jantan yang terjebak akan tertempel pada dinding dalam perangkap dan mati." Jelas reka, salah satu mahasiswi peneliti, pertengahan Agustus lalu di kampus UGM.

Sejak waktu pemasangan, perangkap dapat dioperasikan hingga lebih dari tiga minggu. Akan tetapi cairan yang dipasang dalam perangkap untuk menarik lalat buah perlu diisi ulang setiap tiga minggu sekali.

Juni lalu, tim ini telah melakukan sosialisasi pada 39 kelompok petani. Pada acara tersebut tim mengupayakan agar anggota kelompok tani memiliki dan mampu mengoperasikan dan membuat perangkap lalat buah. Tambah Ilham, mahasiswa peneliti lainnya.

"Kami Berharap perangkap lalat buah ini bisa membantu petani dalam mengatasi serangan lalat buah." tuturnya. (Humas UGM/0711)