Per Hari, 1.000 Pengunjung AIF 2017 Belanja di Toko Tani

Minggu, 26 November 2017, 18:56 WIB

TTI memutus mata rantai distribusi pangan

AGRONET - Agro Inovasi Fair (AIF) 2017 digelar di Botani Square, Bogor. Dimulai 22 sampai 25 November. Acara ini dimanfaatkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian untuk mendekatkan kehadiran Toko Tani Indonesia (TTI) ke tengah masyarakat. Lain itu, memberi kesempatan berbelanja bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau. “Kami mencoba selalu hadir di berbagai even untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat. Juga memberi kesempatan kepada warga untuk berbelanja bahan pangan dengan harga terjangkau dan berkualitas,” jelas Inti Pertiwi, Manager TTI. Toko Tani Indonesia akan terus menggelar pasar murah di setiap acara. Respon masyarakat untuk berbelanja di TTI cukup tinggi.

“Dari pengalaman kami membuka bazar, masyarakat selalu ramai berbelanja di TTI. Bahkan, kami sampai kewalahan melayaninya,” tambah Inti. Selama buka stand di pameran Agro Inovasi Fair, telah terjual aneka bahan kebutuhan pokok. Seperti, beras 2 ton, 500 Kg daging ayam, bawang putih 500 Kg, bawang merah 600 Kg, telur 200 Kg, buah-buahan dan sayuran. Komoditas yang dijual TTI relatif lebih murah dibanding di pasaran. Beras medium dijual dengan harga Rp 8.000/Kg dalam kemasan 2 dan 5 Kg. Daging sapi Rp 75.000/Kg. Telur Rp 12.000/10 butir. Bawang merah Rp 20.000/Kg. Bawang putih Rp 16.000/Kg. Cabai merah Rp 26.000/Kg. Semua jenis sayuran Rp 5.000/pak dan buah-buahan dengan harga bervariasi.

“Harga yang kami tawarkan relatif lebih murah dibanding di pasar-pasar. Kualitasnya bagus. Tidak sedikit masyarakat yang tadinya hanya melihat-lihat pameran akhirnya belanja,” jelas Inti, yang mengaku setiap harinya didatangi pengunjung mencapai 1.000 orang.

Netty, ibu rumah tangga, mengaku senang belanja di TTI. Selain pelayanannya ramah dan cepat, harganya dinilai jauh lebih murah dibanding harga di pasar dan di mall. Menurut Riwantoro, Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP,  pihaknya akan terus megembangkan TTI diberbagai wilayah. “Kami akan terus tumbuhkan TTI di tempat-tempat strategis. Agar warga tidak kesulitan memperoleh harga pangan berkualitas dengan harga terkangkau,” ujar Iwan, yang ditemui di stand TTI.

Rikwantoro menjelaskan, beras TTI bisa dijual lebih murah karena telah dipotongnya mata rantai distribusi pangan yang panjang. “Harga pangan mahal, karena rantai distribusinya panjang, bisa mencapai 7-8 titik. Setelah kami potong rantai distribusinya, hanya menjadi 3 titik. Yaitu dari gabungan kelompok tani, ke TTI dan TTI menjual langsung ke warga. Jelas harganya bisa ditekan dan bisa kami jual lebih murah,” kata Iwan  . (Biro Humas dan Informasi Publik Kementan/111)


BERITA TERKAIT