Sukseskan "Save Maninjau", Kedelai Jadi Komoditi Unggulan

Sabtu, 27 Januari 2018, 18:49 WIB

Kedelai menjadi salah satu komoditi untuk menyukseskan program "Save Maninjau", sebagai salah satu upaya penyelamatan Danau Maninjau. | Sumber Foto:KBRN

AGRONET - Demplot kedelai yang dilaksanakan di Kelompok Tani (Poktan) Mekar Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, ternyata mampu memberikan harapan baru bagi masyarakat sekitar. Dengan perhitungan hasil ubinan 3,52 ton/hektar, kedelai merupakan salah satu komoditi pangan yang layak untuk dikembangkan.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Arief Restu mengatakan, setelah dilakukan peninjauan ke lapangan, hasil ubinan kedelai dengan varietas grobogan ini jauh melampaui produktifitas kedelai di Kabupaten Agam, yang pada umumnya dengan angka produktifitas 0,6 ton/hektar.
“Hasil ubinan ini telah diuji dan dinyatakan lulus sertifikasi benih oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian Provinsi Sumatera Barat. Sehingga hasil panen demplot yang dilakukan Poktan Mekar ini bisa dijadikan benih sumber untuk ditanam oleh Poktan lain,” jelas Arief, Jumat (26/1).

Dengan perlakuan intensif, budidaya kedelai mampu memberikan hasil optimal, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian kelompok tani. Untuk meningkatkan hasil dan pendapatan keluarga petani pada 2018, Dinas Pertanian menargetkan mengembangkan kawasan kedelai untuk Kabupaten Agam seluas 800 hektar, setelah sebelumnya di 2017 seluas 510 hektar.

Saat ini, kedelai menjadi salah satu komoditi untuk menyukseskan program "Save Maninjau", sebagai salah satu upaya penyelamatan Danau Maninjau, yang bertujuan agar masyarakat di Salingka Danau Maninjau mau mengalihkan usahanya, dari pelaku usaha keramba jala apung menjadi pelaku usaha di bidang pertanian.

"Menanam kedelai sejatinya bukan hal baru bagi masyarakat Salingka Danau Maninjau. Semoga dengan hasil ini mampu membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk menjadikan kedelai sebagai salah satu usaha untuk menggerakkan roda ekonomi keluarga,” harapnya. (KBRN/111)