Makin Makmur Bersama KTT Sido Makmur

Kamis, 08 Februari 2018, 23:00 WIB

Peternakan Sapi Perah Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Jawa Tenngah | Sumber Foto:Humas Desa Banyuanyar

AGRONET – Kemakmuran menjadi dambaan setiap orang, begitu pula dengan masyarakat Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.  Julukan ‘Kabupaten Susu’ yang melekat pada Boyolali mencerminkan betapa makmurnya daerah tersebut.  Dengan predikat yang ada sudah barang tentu produksi susu di Boyolali melimpah.  Dinas Ketahanan Pangan Boyolali mencatat setidaknya terdapat 86 ribu ekor di Kabupaten Boyolali dengan poduksi susu berkisar 126 ribu hingga 127 ribu liter perhari. 

Beternak sapi perah telah dilakukan secara turun temurun.  Sejak dulu, warga Desa Banyuanyar sudah membentuk kelompok tani ataupun kelompok ternak.  Salah Satunya Kelompok Mudi Utomo.  Para sesepuh Desa Banyuanyar membuat Kelompok Tani Mudi Utomo dengan komoditi andalan kopi.  Dengan nama yang sama, juga dibentuk kelompok ternak sapi perah.  Pada saat itu, susu sapi tidak dihargai dan mecari makanan ternak (pakan) berkualitas cukup sulit.  Sehingga tahun 2008 terbentuklah Kelompok Tani Ternak (KTT) Sido Makmur, yang beranggotakan 22 orang. 

Ketua KTT Sido Makmur, Suwarto menyebutkan, “Sido makmur dalam bahasa Indonesia artinya ‘Jadi Makmur’.  Mulai tahun 2018 hingga sekarang, harga susu ada kenaikan dan kemakmuran anggota meningkat.” Kepemilikan sapi perah tiap anggota kelompok mencapai puluhan ekor.  Dengan adanya KTT Sido Makmur, pemasaran hasil produksi semakin mudah.

KTT Sido Makmur yang merupakan gabungan dari kelompok tani kopi dan kelompok ternak sapi perah, mengembangkan pola agribisnis terintegrasi.  Ketua pengolahan KTT Sido Makmur, Supadi menyebutkan, “sebelumnya hasil panen kami dijual keluar, setelah urun rembuk, kelompok yang mengolah hasil tani maupun ternak.”  Kini, KTT Sido Makmur memiliki unit-unit pengolahan tersendiri. 

Biji kopi dipasarkan sebagai mana layaknya permintaan pasar.  Unit pengolahan pakan bertugas mengolah limbah kopi menjadi pakan.  Unit budi daya ternak berfokus pada produksi, kualitas susu, dan pengolahan limbah (urine dan feses menjadi pupuk).  Sedangkan unit pengolahan susu mengolah susu menjadi berupa susu pasteurisasi ,yoghurt , produksi es krim, serta stick susu.

KTT Sido Makmur dalam mengembangkan usaha bekerja sama dengan berbagai pihak.  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) turut memberikan bimbingan dan arahan dalam menjalankan usaha. 

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Ditjen PKH Kementan RI) melalui Dinas Peternakan memberikan dukungan penuh pada KTT Sido Makmur berupa hibah bangunan, peralatan pengolahan susu, kebutuhan transportasi, serta perizinan.  Bukan itu saja, Ditjen PKH Kementan RI juga memfasilitasi pemasaran dengan melibatkan KTT Sido Makmur dalam pameran atau kegiatan-kegiatan.

Lengkapnya fasilitas yang dimiliki KTT Sido Makmur membuat banyak pihak berkunjung ke tempat ini.  Mulai dari perorangan hingga ratusan menyambangi Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel.  Tujuannya pun beragam, ada yang hanya ingin melihat kandang sapi, ada yang ingin melihat tempat pengolahan, dan ada juga yang melakukan penelitian. 

Prestasi yang telah di ukir KTT Sido Makmur Tahun 2016 menjadi juara 1 sapi perah tingkat Jawa Tengah dan berlanjut ke tingkat nasional. Dalam kompetisi Agro tingkat Nasional pada April 2017 kembali mewakili Jawa Tengah.  Suatu penghargaan yang layak diperoleh bagi kelompok yang saling bahu membahu antar anggota. 

“Semua anggota KTT Sido Makmur sudah kompak, karena kami bangun dari kecil,” kata Sumeri, anggota KTT Sido Makmur.  Menariknya, kekompakan antar anggota bukan lah satu generasi.  Rentang umur yang cukup jauh terlihat dalam kelompok ini.  Pasalnya, jika ada anggota kelompok (baca : sesepuh) yang meninggal dunia, maka anggota keluarga lain (baca : cucu) yang menggantikan posisi tersebut. 

Manfaat KTT Sido Makmur sangat terasa di Desa Banyuanyar.  Susu yang semula tidak bernilai, kini mulai diminati masyarakat.  Limbah ternak yang semula menjadi permasalahan besar, kini 70% anggota kelompok sudah mandiri energi dengan sistim biogas.  Sebuah keniscayaan bila masyarakat desa Banyuanyar makin makmur bersama KTT Sido Makmur. (269)