Dalam Tiga Tahun, Bawang Putih Lokal akan Kuasai 95% Pasar Domestik

Jumat, 30 Maret 2018, 14:46 WIB

Bawang putih lokal.

AGRONET-Kementerian Pertanian berharap bawang putih Indonesia bisa kembali ke era tahun 1993. Saat itu, komoditas bawang putih domestik merajai pasar secara nasional.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, mengutarakan pemerintah akan terus menekan impor bawang putih. “Dalam kurun dua atau tiga tahun ke depan, impor bawang putih akan jauh bekurang dan hanya menjadi sekitar lima persen,” ujar Prihasto di Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (30/3).

Saat ini, pasokan bawang putih justru mengandalkan impor. Tak kurang dari 95 persen kebutuhan dalam negeri bawang putih dipenuhi dari keran impor.

Saat mendampingi delegasi pertanian Cina yang meninjau lahan bawang putih, Prihasto menambahkan, Kementan kini gencar memperluas lahan untuk budi daya bawang putih. Ia mengambarkan perluasan lahan bawang putih pada saat ini.

BERITA TERKAIT

Tahun 2016, papar Prihasto, lahan pertanian bawang putih sekitar 2.400 hektare. Saat ininaik menjadi sekitar 15 ribu hektare.

Pemerintah terus berkomitmen untuk menjadikan bawang putih lokal bisa bersaing dan menggeser peran impor untuk komoditas sejenis. Rasionalisasi harga benih dan harga konsumsi dalam negeri akan menjadi perhatian utama pemerintah.

Produksi benih lokal, sambung Prihasto, juga akan digenjot untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kalaupun masih harus melakukan impor, pemerintah akan mengutamakan benih dari Taiwan yang secara genetik memiliki kemripan dengan bawang putih lokal.

Hasil uji coba penanaman benih bawang putih di Desa Glapansari, Temanggung juga memperlihatkan hal yang menggembirakan. Semua jenis benih bawang putih (lumbu kuning, lumbu hijau, dan tawangmangu baru) mamu tumbuh, berumbi, serta bersiung dengan baik.

Jenis tawangmanngu baru bahkan diperkirakan memiliki produktivitas tinggi. Bawang putih jenis ini bisa menghsilkan 15 ton lebih untuk satu hektarenya. (442)

BERITA TERKAIT