Manggis Pandeglang Tembus Pasar Cina

Kamis, 24 Januari 2019, 13:53 WIB

Dirjen Hortikultura, Suwandi, bersama Bupati Pandeglang, Irna Narulita, pada acara pelepasan ekspor manggis Pandeglang ke Cina. | Sumber Foto: Biro Humas dan Informasi Publik Kementan

AGRONET -- Direktur Jenderal Holtikultura, Suwandi, melepas ekspor manggis dari Pandeglang, Banten, sebanyak 93 ton ke Cina, dan 714 ton untuk pasokan dalam negeri, seperti Jakarta, Surabaya, Makasar, dan lainnya. Hal ini terkait dengan program Kementan yang fokus menggenjot ekspor terutama komoditas hortikultura.

Acara pelepasan ekspor manggis berlangsung di Kampung Awi Tali, Desa Bojong, Pandeglang, Rabu (23/1). Hadir dalam acara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, jajaran Forkominda Pandeglang, camat, kepada desa, penyuluh, kelompok wanita tani, dan para petani di Kecamatan Bojong Pandeglang.

Pada kesempatan itu, Suwandi mengatakan secara nasional ekspor manggis mencapai 160 ribu ton setahun. Pada tahun 2018 sudah ekspor manggis 35 ribu ton ke Cina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Hongkong, Perancis, dan negara lainnya. Indonesia berada pada peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, Cina, Kenya, dan Thailand.

Sentra manggis terbesar di Jawa Barat dan Sumatera Barat. Sedangkan Banten pada posisi 10 besar produsen manggis. “Ekspor manggis di tahun 2018 naik 300 persen dibandingkan 2017 sebesar 9 ribu ton. Ini merupakan peningkatan sangat besar, selisihnya cukup besar sekali salah satunya dari Pandeglang. Ke depan kita dorong untuk ditingkatkan lagi ekspornya. Saya minta diperbanyak tanaman, jangan sampai ada lahan tidur. Terus tingkatkan produktivitasnya,” ungkapnya

Untuk lebih meningkatkan kualitas manggis, dia mengingatkan, pemupukan dan perawatan tanaman merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas manggis.Pengendalian organisme pengganggu tanaman pun penting agar manggis yang diproduksi lebih bermutu. Selanjutnya untuk bisa masuk ekspor maka mesti dilakukan registasi kebun dan sertifikasi packaging house.

“Untuk mempermudah ekspor Kementan memberikan pelayanan cepat dalam perkarantinaan, bahkan menjemput bola dengan inline inspection. Pengurusan izin dokumen ekspor tidak lagi berhari-hari atau berbulan-bulan,” beber Suwandi.

Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita, mengatakan Pandeglang memiliki potensi sumber daya pertanian yang sangat menjanjikan, yakni tidak hanya dapat menjadi lumbung padi dan kedelai, tetapi harapan besar terlihat dari bidang hortikultura. Menurutnya, kemajuan sektor pertanian di daerah hingga bisa melakukan ekspor, tentu atas dukungan dari Kementan, sehingga petani meningkatkan produktivitas manggis.

Manggis yang diekspor sebanyak 93 ton dihasilkan petani di Kecamatan Bojong, yakni dari Desa Mekarsari, Kelompok Tani Mekar Rahayu 2 sebanyak 27 ton dan Desa Bojong, Kelompok Tani Barokah 65 ton. Selain untuk ekspor, kelompok tani (Poktan) dari beberapa kecamatan penghasil manggis lainnya juga memasok untuk pasar regional sebanyak 714 ton.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, menambahkan populasi pohon manggis di Pandeglang mencapai 78.511 pohon. Produktivitasnya mencapai 896 kwintal. Harga manggis di tingkat petani saat ini mencapai Rp8.000-Rp12.000 per kilogram. (591)