Kementan Genjot Potensi Ekspor Banten

Minggu, 28 April 2019, 12:46 WIB

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, saat membuka acara diskusi terfokus atau Focus Discussion Group, FGD di Banten, Jumat (26/4). | Sumber Foto:Dok Kementan

AGRONET --  Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) ajak Propinsi Banten genjot potensi ekspor komoditas pertanian. "Banten itu luar biasa, Provinsi dengan fasilitas perdagangan yang strategis, punya 2 pintu ekspor yang besar yaitu bandara Soetta dan pelabuhan Cilegon dan berdekatan dengan pelabuhan internasional Tanjung Priok. Fasilitas ini tentu sangat menguntungkan propinsi Banten untuk melakukan kegiatan ekspor terutama ekspor komoditas pertanian," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, saat membuka acara diskusi terfokus atau Focus Discussion Group, FGD di Banten, Jumat (26/4).

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya yang dilakukan Barantan untuk mendorong ekspor komoditas pertanian asal propinsi Banten. Lebih lanjut, Jamil juga menyampaikan hal ini dilakukan untuk membangun sinergisitas dan kesamaan sikap antara Pemerintah Daerah dan Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian. "Kami sangat berharap semua pihak ikut berperan aktif untuk mendukung dan mendorong dalam upaya ekspor produk pertanian unggulan asal Propinsi Banten ini," ujarnya.

Menurut Kepala Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Imam Djayadi dari data sistem otomasi IQFAST, selama tahun 2018 data layanan sertifikasi kesehatan produk pertanian diwilayah kerjanya mencapai 2.254 kali dengan nilai ekspornya setara dengan 1,26 triliun rupiah. Menurut catatan Imam, komoditas pertanian tersebut tidak hanya berasal dari propinsi Banten, namun juga berasal dari Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Dipaparkan juga komoditas pertanian unggulan asal Provinsi Banten yang telah memasuki pasar ekspor adalah Sarang Burung Walet, Manggis, Bibit Krisan, Ular Jali, Bunga Melati, Buncis, Duck Down Jacket, Gigi Taring Babi, Mangga, Rambutan, dan Bibit Tanaman Hias. 

Sebagai salah satu tempat pengeluaran yang terbanyak baik dari sisi jumlah dan jenis, maka penerapan percepatan layanan karantina baik berupa inline inspection maupun layanan prioritas telah diterapkan di Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Penguatan sistem perkarantinaan menjadi hal yang mutlak diterapkan guna mendorong percepatan ekspor, tambah Imam.

Pada kesempatan FGD yang dihadiri oleh seluruh jajaran instansti terkait yang tergabung dalam Komunitas Bandara Soekarno Hatta (Kombata), dinas pertanian dan peternakan Provinsi Banten, kelompok tani dan para eksportir ini juga dilakukan pelepasan ekspor 11 komoditas pertanian ke manca negara. Pelepasan ditandai dengan penyerahan Phytosanitary Certificate (PC) kepada 11 pelaku usaha. "Ada 7 jenis komoditas ekspor yang dilepas Karantina Soetta selama dua hari ini, yaitu bibit anggreak Phalenopsis, buah manggis, daun pakis, kultur jaringan tanaman hias, stek tanaman hias, sarang burung walet dan vaksin dengan total nilai mencapai 22 milyar rupiah," terang Jamil.

Gubernur Banten, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid dan juga melepas ekspor dalam acara tersebut mengapresiasi upaya Kementan lewat Barantan dan akan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi internal dan eksternal. Terlebih Banten dengan fasilitas 2 tempat pengeluaran internasional menjadikan Propinsi ini sebagai pusat perdagangan internasional, katanya.

Untuk mendukung upaya pemerintah Provinsi Banten dalam upaya tersebut, Jamil juga memberikan aplikasi I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) kepada pemerintah daerah Provinsi Banten Tujuan aplikasi tersebut adalah memudahkan pemerintah daerah dalam memantau potensi pertanian yang ada di daerahnya agar dapat dikembangkan lebih baik. "Ini semua berisi data potensi pertanian, update secara real time termasuk keterangan asal daerah dan tujuan negara ekspornya," pungkas Jamil.(234)