Budidaya Sidat, Menjanjikan Keuntungan yang Menggiurkan

Selasa, 15 Juni 2021, 13:27 WIB

Budidaya ikan sindat menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. | Sumber Foto:Dok Istimewa

AGRONET -- Beragam spesies ikan sidat (Anguilla sp.) yang tersebar di seluruh dunia asal usulnya berasal dari Indonesia. Dari hasil penelitian diketahui jika dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia ternyata 12 spesies ada di Indonesia. Namun, sayangnya belum banyak nelayan di Indonesia yang mengetahui dan mengembangkan ikan ini. Padahal ikan ini sangat diminati di pasar internasional khususnya Cina dan Jepang.

Masyarakat Jepang telah sejak lama mengetahui manfaat yang terkandung di dalam ikan sidat. Kandungan energi ikan sidat yang mencapai 270 kkal/100 g, lebih besar dari telur ayam. Sementara vitamin A yang terkandung di dalamnya tujuh kali lipat lebih banyak dari telur ayam, hingga mencapai 4700 IU/100 g.

Siklus hidup ikan sidat berbanding terbalik dengan ikan salmon. Ikan sidat dewasa akan mengeluarkan telurnya di laut dalam. Setelah menjadi glass eel dan elver, akan berpindah ke air tawar atau payau. Ikan sidat akan bermigrasi kembali ke laut dalam untuk melakukan proses pemijahan setelah dewasa.

Dalam hal mengonsumsi ikan sidat, masyarakat Jepang sangat mengutamakan faktor kualitas. Pada umumnya yang mereka inginkan adalah ikan sidat ukuran 50 gram. Selanjutnya mereka akan membesarkan ikan sidat tersebut hingga ukuran yang mereka inginkan. Dengan cara ini, rasa dan kualitas ikan sidat akan terjaga dengan baik.

Saat ini budidaya ikan sindat di Indonesia memang sedang berkembang. Usaha ini menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Sehingga tidak heran jika banyak orang mengerjakan budi daya ikan sidat. Peluang ekspor yang terbuka lebar. Budidaya ikan sidat ini sebenarnya mirip dengan budidaya belut atau ikan pada umumnya.

Yang membedakan budidaya ikan sidat dengan belut atau ikan yang lain adalah ikan sidat sangat peka terhadap perubahan lingkungan sehingga perlu dibuat seperti habitat alaminya. Berikut tahapan Budidaya Sidat

1. Persiapan Kolam 

Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah, beton ataupun terpal yang disesuaikan dengan sumber daya dan dananya.  Hal terpenting dari persiapan kolam pada budidaya sidat adalah sirkulasi air dan aerasi harus terus menerus 24 jam.

A. Jenis Kolam

Kolam beton dan kolam terpal adalah kolam yang paling banyak digunakan untuk budidaya sidat. Karena sifat ikan ini yang sangat peka dengan perubahan lingkungan dan suka seperti habitat alaminya maka kolam beton dan kolam terpal lebih mudah dikontrol lingkungan ekosistemnya.

B. Suhu Kolam

Suhu air kolam yang optimal adalah antara 28° – 32°C. Suhu air kolam ini lebih detail sesuai  dengan tahapan budidayanya. Untuk pendederaan glass eel suhu optimal 28°-31°C, untuk pendederan elver suhu optimal 29°-32°C, sedangkan untuk pembesaran memerlukan suhu optimal 28°-32°C.

C. Tingkat pH Pada Air

Tingkat keasaman (pH) air kolam dalam budidaya sidat untuk pertumbuhan optimalnya adalah berkisar 7 – 8. Seperti pada umumnya budidaya perikanan lebih menyukai kondisi pH yang mendekati normal.

pH kurang dari 7 tidak cocok untuk budidaya sidat karena untuk menaikkan ph tersebut memerlukan proses oksidasi yang dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air.

D. Kandungan Oksigen

Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan faktor terpenting dalam budidaya sidat. Kandungan oksigen terlarut  yang baik untuk pertumbuhan ikan sidat adalah >5 mg/L . Hal ini sesuai dengan kebutuhan oksigen terlarut minimal untuk daerah tropis maupun daerah dingin atau perairan laut.

2. Pemilihan Bibit 

Untuk mendapatkan bibit ikan sidat ini tidaklah mudah, karena sebagian besar masih mengandalkan hasil dari tangkapan alam dan belum ada yang bisa memijahkannya. Bibit ikan sidat dimulai dari ukuran terkecil dimana kondisi tubuh bibit sidat masih transparan yang disebut dengan glass eel. Saat ini banyak pengepul bibit sidat yang memasarkan lewat media online.

3. Pakan

Pakan ikan sidat mulai dari pendederan sampai pembesaran dapat berupa pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami mulai dari plankton sampai cacing sutra. Pakan buatan dapat berupa pasta ataupun pellet yang disesuaikan dengan umur sidat.

Agar kondisi air kolam selalu terjaga dan pakan alami berupa plankton dapat tumbuh secara optimal diperairan kolam, maka perlu ditambahkan Suplemen Organik Cair GDM Perikanan pada air kolam sebanyak 6 ml/m?3; setiap minggu sekali.

Dan akan lebih baik lagi jika SOC GDM ditambahkan dalam pakan buatan untuk sidat 10 ml/kg pakan. Pemberian pakan sidat rata-rata adalah 2% – 4?ri biomassa bobot sidat tiap hari, yang diberikan 2 kali yaitu pagi sebanyak 40?n malam sebanyak 60%.

4. Tahap Pendederan 

Pendederan sidat ada 2 tahap, yaitu pendederan I untuk glass eel dan pendederan II untuk elver.

Pendederan I dilakukan di kolam fiber glass berbentuk bulat dengan kapasitas 500 liter. Padat tebar 20 ekor/liter, dengan masa pemeliharaan 45-50 hari sampai ukuran 500 ekor/Kg. Penggantian air dengan system resirkulasi 75% setiap hari. Pada tahap ini kolam dilengkapi bak filter, aerasi dan Ultra Violet.

Pendederan II dilakukan setelah sidat sudah mulai berpigmen sampai umur 3 bulan atau bobotnya mencapai 50 ekor/Kg. Penggantian air tetap dilakukan dengan system resirkulasi 30% setiap hari.

5. Pembesaran 

Tahap pembesaran sidat dilakukan di kolam pembesaran sampai ukuran konsumsi atau 2-3 ekor/Kg. Padat tebar pada tahap ini adalah 5 ekor/M?2;. Pergantian air masih tetap dilakukan sebanyak 40% setiap 3 hari. Pakan yang baik untuk tahap ini adalah pakan pellet yang mengandung protein minimal 40%.

6. Tahap Panen

Ikan sidat yang siap panen untuk konsumsi berukuran 180-200 gram/ekor. Cara panen ikan dapat dilakukan bertahap atau serentak dalam satu kolam.

Jika bertahap, caranya adalah dengan memancing ikan sidat dengan pemberian pakan, saat berebut ikan sidat lebih mudah dijaring. Tetapi jika serentak, kolam harus dikurangi airnya dan ikan sidat digiring ke bak penampungan. Pisahkan ikan sidat berdasarkan ukuran pada bak penampung yang airnya dangkal yang sudah dilengkapi aerator.

Budi daya ikan sidat sebenarnya mirip dengan budi daya jenis ikan lainnya. Dapat menggunakan kolam biasa atau kolam terpal. Jika pertimbangannya biaya, umumnya orang memilih menggunakan kolam terpal, karena lebih murah.

Walapun budidaya ikan sidat cukup mudah, namun tetap harus memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi gangguan yang dapat membuat proses budidaya gagal. (234)