Ubur Ubur Merah Sumbawa

Jumat, 18 November 2022, 22:09 WIB

Ubur ubur merah siap ekspor | Sumber Foto:Farid Gaban

AGRONET -- Air Teluk Saleh (Moyo) di Sumbawa nampak merah dilihat dari atas pada bulan-bulan terentu. Itu karena ledakan populasi ubur/ubur merah (Crambione mastigophora).

Nelayan dan warga setempat ramai turun ke laut untuk menangkapnya. Ini salah satu komoditas ekspor musiman yang harga akhirnya, di konsumen, mahal, namun apa yang didapat nelayan relatif kecil.

Di tingkat nelayan hanya puluhan ribu rupiah per kilogram, tapi di luar negeri bisa jutaan.

Ubur-ubur merah diekspor sampai Jepang dan China. Bisa langsung untuk campuran mie rebus, atau disantap mentah bagian dari sushi dan salad.

Penangkapan dan pengolahan ubur-ubur ini menuntut pengelolaan secara berkelanjutan agar tidak punah dan mensejahterakan nelayan.

Ubur-ubur ini ditemukan di perairan Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Sengatan belalai ubur-ubur ditakuti para perenang dan penyelam di laut. Ada yang cuma menyebabkan kulit gatal atau seperti terbakar. Tapi, ada pula yang racunnya mematikan.

Kalau sudah di darat dan mati, beberapa jenis ubur-ubur memang bisa dimakan setelah dikeringkan jadi abon, misalnya. Sejak dahulu kala, ubur-ubur salah satu lauk populer bagi warga pesisir dan pulau-pulau kecil Asia Tenggara.

 

Sumber : Farid Gaban