Mangga Podang, Manisnya Menjulang

Selasa, 20 Februari 2018, 23:21 WIB

Mangga podang

AGRONET-Buah mangga sudah sangat populer di negara kita. Jenisnya pun bermacam-macam. Jenis mangga yang sangat dikenal masyarakat adalah harum manis, gadung, indramayu, manalagi, lali jiwo, golek, dan lainnya.

Namun ada jenis satu mangga lain yang kini mulai populer, yakni mangga podang. Ukurannya tak sebesar mangga gadung atau indramayu. Jika sudah masak, warna kulit mangga ini kuning kemerahan. Saat masih muda, mangga ini berwarna hijau.

Rasanya jangan ditanya, manis menjulang (manis sekali). Airnya pun banyak, melebihi mangga pada umumnya. Karena itu, banyak pula yang mengonsumsi mangga podang dengan cara membentur-benturkan dengan keras seluruh permukaan buah mangga ke lantai. Setelah daging buahnya hancur, kulit mangga dilobangi, lalu air dalam buah mangga disedot (dikenyot). Rasa segar-manis pun mengalir menuju tenggorokan. Jika dibuat jus, rasa mangga podang kian menjulang.

Saat masih mentah, rasa mangga podang asam sekali. Buahnya pun relatif keras. Karena itu, mangga podang muda juga bisa menjadi bahan rujak buah.

Secara tradisional, mangga podang banyak tumbuh di wilayah Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar. Semua wilayah itu berada di Provinsi Jawa Timur. Daerah sekitar Gunung Wilis, Kediri (Desa Banyakan) merupakan salah satu pusat penghasil mangga podang.  Lantaran mangga itu tumbuh di pegunungan, maka dinamakanlah podang gunung. Rasa mangga podang gunung tak terkalahkan.

Semula mangga podang lebi banyak beredar di sekitar wilayah lima kabupaten itu. Namun, belakangan ini sudah masuk ke pasar-pasar kota besar hingga Jakarta. Tak jarang mangga podang juga ditemukan di swalayan-swalayan.

Mangga podang bisa ditanam di mana saja. Tak sedikit orang yang menanam mangga podang di lingkungan pekarangan rumah. Dengan lahan yang tak terlalu luas pun, mangga podang bisa dibudidayakan. Jarak antara dua pohon mangga podang, sebaiknya minimal sekitar 15 m.

Bisnis mangga podang juga tak pernah surut, bahkan kini cenderung meningkat belakangan ini. Ada tiga jenis mangga podang, yakni podang urang, podang lumut, dan podang nanas. Rasa ketiganya nyaris sama: manis dan segar. Mangga podang memang banyak kandungan airnya sehingga benar-benar mampu menghapus dahaga di kala cuaca panas.

Selayaknya pohon mangga lainnya, podang juga termasuk tanaman semusim. Rerata pohon mangga podang berbuah sekali dalam setahun. Demikian pula dengan mangga podang. Biasanya mangga podang mengalami musim panen pada sekitar bulan September-Oktober.  

 Di banyak tempat di sekitar Kediri, Tulungagung, Nganjuk, dan Trenggalek, bibit mangga podang bisa kita dapatkan. Umumnya bibit ini merupakan hasil okulasi atau stek. Bibit mangga podang yang didapat secara okulasi/stek, saat tanaman itu berbuah, akan lebih menjamin keaslian rasa daripada buah yang dihasilkan dari pohon mangga yang ditanam dari bijinya.

Untuk menanam mangga podang, sebagaimana lazimnya mangga lainnya, buatlah lobang di tanah yang cukup untuk ukuran akar bibit mangga tersebut. Lepas plastik di akarnya dan masukkan bibit tersebut ke tanah. Taburi pupuk kandang, pupuk organik, atau bisa juga dengan pupuk buatan. Setelah itu, uruk dengan tanah dan siram air secukupnya. Sehari sekali, sirami air di pada tanaman mangga podang hingga akarnya tumbuh kuat.

Sesekali beri pupuk pada sekeliling tanaman secukupnya. Mangga podang akan tumbuh membesar. Sekitar 3-4 tahun, biasanya mangga podang akan mulai berbuah.

Jika buahnya mulai membesar, biasanya akan datang para pedagang untuk membeli mangga anda. Bisa juga anda mencari para calon pembeli di pasar buah. Lazimnya, harga mangga podang dari pohon berkisar Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per kg. Jika sudah dijual di pasar, harganya mencapai Rp8 ribu sampai Rp10 ribu per kg.

Menanam mangga podang relatif gampang. Hama dan penyakit tanaman mangga podang sangat jarang. Basanya ulat atau serangga yang memakan daun pucuk mangga saat masih awal-awal ditanam. Karena itu, seyogianya rajin ditengok saat tanaman mangga podang mulai tumbuh. Jika dimakan ulat atau serangka, semprot saja pakai pestisida seperlunya. Selamat mencoba. (berbagai sumber/442)