Menanam Sawi di Polybag

Sabtu, 30 Maret 2019, 03:58 WIB

Sawi ditanam dalam polybag menjadi pilihan sendiri yang ekonomis. | Sumber Foto: Berbagai sumber

AGRONET - Budidaya sawi di polybag dapat dilakukan dengan mudah. Hanya mengutamakan bibit yang unggul. Asal dilakukan pemeliharaan dan memperhatikan kesehatannya, kita sudah bisa mempunyai kebun sawi mini di pekarangan sendiri.

Salah satu jenis sayuran yang memiliki gizi tinggi adalah sawi. Di dalam sawi terdapat kandungan fitonutrien yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh serta untuk mencegah beberapa penyakit. Sawi juga memiliki kandungan vitamin C yang ternyata lebih besar daripada kandungan vitamin C pada jeruk.

Dengan mengonsumsi sawi maka akan terhindar dari resiko penyakit diabetes dan penyakit jantung. Sawi juga dapat mencegah terjadinya peradangan serta mencegah terjadinya pembentukan plak pada arteri. Bagi yang sering melaksanakan program diet maka mengonsumsi sawi sangatlah baik karena sawi dapat mengendalikan kolesterol dalam tubuh.

Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah yang teksturnya gembur kemudian banyak mengandung humus dan subur serta memiliki pembuangan air yang baik. Untuk derajat kemasaman atau pH tanah yang baik yaitu antara 6 sampai 7. Sawi ini lebih cocok ditanam pada dataran tinggi namun juga dapat ditanam di dataran rendah.

Kita harus memperhatikan pemilihan bibit sawi unggul. Bibit unggul memiliki bentuk yang bulat dan ukurannya kecil, memiliki kulit yang berwarna coklat agak kehitaman dan permukaan yang lebih licin dan juga mengkilap. Bibit sawi yang baik dikemas menggunakan alumunium foil yang masih utuh, berbentuk bulat, kecil-kecil.

Cara menentukan biji sawi yang baik juga dapat dilakukan dengan cara merendam bibit sebelum ditanam. Apabila bibit sawi tidak tenggelam atau mengapung, maka bibit tersebut sangat jelek dan sebaiknya tidak digunakan karena bibit yang baik yaitu tenggelam saat direndam.

Siapkan polybag yang ukuran diameternya sekitar 15 cm. Masukkan tanah humus atau sub soil ke dalam polybag dan akan jauh lebih baik jika menggunakan kompos. Bisa membuat pupuk kompos sendiri.

Biji sawi dapat langsung di semaikan ke dalam 1 polybag dan lakukan penyiraman secara rutin yaitu pada pagi dan juga sore hari. Ketika telah tumbuh menjadi benih sawi yang berumur 3 – 4 minggu maka dapat langsung ditanam dengan cara pemindahan. Setelah berumur beberapa hari, benih yang sehat biasanya akan cepat berkecambah dan terus tumbuh dan jika sudah berdaun 4 – 5 helai, bisa dipindahkan pada pot atau polybag yang ukurannya lebih besar.

Ikuti langkah 1 dan langkah 2 pada metode persemaian di atas kemudian lakukan pencabutan atau pemindahan benih sawi secara hati-hati dan usahakan agar akar benih sawi tidak rusak. Buat lubang pada polybag dengan menggunakan jari dan benih sawi dapat diletakkan ke dalam lubang tersebut. Pada satu polybag dapat menampung 3 – 5 benih.

Jika semua sudah selesai maka lakukan penyiraman secara rutin pada pagi dan sore hari. Pupuk organik dapat diberikan selama satu minggu sekali. Tanaman sayur sawi ini dapat dipanen ketika usianya sudah menginjak 2 bulan.

Cara panen yang dapat dilakukan yaitu dengan mencabut seluruh bagian tanaman dan dapat juga dengan memotong batang sawi bagian atasnya saja dan dapat juga dengan hanya memetik daunnya saja. Dengan memanen menggunakan cara hanya memetik daunnya saja dapat membuat tanaman sawi tumbuh lama sehingga tidak perlu lagi mengulang proses penanaman kembali. Pada saat pasca panen hal yang perlu diperhatikan adalah metode pencucian dan juga pembuangan kotoran.

Tanaman sawi pada umumnya terkena hama ulat daun yang merusak daun sawi. Adapun gejala yang ditimbulkan akibat ulat tersebut yaitu permukaan daun sawi menjadi rusak dan berlubang serta tidak rata kemudian daun dan akarnya menjadi kering. Untuk masalah ini dapat di atasi dengan cara non kimiawi yaitu dengan mengumpulkan ulat yang terdapat pada daun sawi dan membakarnya, kemudian lakukan sanitasi.

Pemeliharaan sawi dapat dilakukan dengan cara penyiraman yang disesuaikan dengan musim. Apabila musim penghujan maka sawi sudah tidak memerlukan air lagi namun untuk musim kemarau maka sawi memerlukan banyak air yang dapat dilakukan pada pagi dan juga sore hari. Penyiraman dilakukan secara rutin pagi dan sore pada musim kemarau dan tidak perlu saat musim penghujan.

Cara pemeliharaan ini dapat dilakukan sebanyak dua minggu setelah proses penanaman selesai. Tujuan dari cara ini yaitu menghindari terjadinya hambatan pada pertumbuhan tanaman sawi dengan cara mencabut tanaman yang tumbuh dengan rapat. Hal ini perlu diperhatikan karena tanaman tidak akan tumbuh dengan baik dan sehat apabila lokasi tanamnya sangat sempit dan berhimpit dengan tanaman lain sehingga unsur hara yang didapat dari tanah akan lebih sedikit.

Cara ini adalah proses pergantian tanaman yang baru. Jadi apabila tanaman sawi yang telah ditanam ternyata terkena hama serta penyakit dan kemudian sudah terlanjur mati maka dapat diganti dengan tanaman yang baru. Usahakan penyulaman ini tidak terjadi dengan cara rutin merawat tanaman sawi agar terhindar dari penyakit atau ketika tanaman terserang penyakit segera diatasi dengan cara yang telah diberikan di atas.

Penyiangan dapat dilakukan sebanyak 2 – 4 kali selama masa tanam sawi. Penyiangan disesuaikan dengan jumlah gulma yang menyerang tanaman. Dengan pemeliharaan ini tentunya tanaman sayuran sawi akan terbebas dari yang namanya gulma, hama, dan penyakit.

Pemupukan adalah hal yang penting yang harus diberikan kepada tanaman sawi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Pemupukan dapat diberikan pada usia sawi yang sudah menginjak 3 minggu. Pemupukan dapat diberikan dengan menggunakan urea sebanyak 20 kg / ha dengan dosis pemberian sekali seminggu dan hingga masa panen. (Berbagai sumber/111)