Ada 546.000 petani melenial yang dibina oleh Kementan.

Kementan Aktif Sasar Petani Milenial dan Sosialisasi KUR

Rabu, 15 Maret 2023, 12:33 WIB

Biji cokelat adalah salah produk pertanian yang dieskpor Indonesia. | Sumber Foto:Isai Symens/wikimedia

AGRONET – Kementerian Pertanian (Kementan) aktif melakukan pelatihan kepada para petani milenial dan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut Kementan, KUR diyakini mampu mendongkrak produktivitas pertanian Indonesia.

Kementan akan terus mendorong agar para petani dan seluruh partisi pertanian memanfaatkan semaksimal mungkin terhadap KUR ini. Salah satu upayanya melalui pelatihan baik untuk petani melenial ataupun “petani kolonial” – Dedi memberi istilah ini untuk petani yang berusia lebih senior.

“Ada 546.000 petani melenial yang dibina oleh Kementan, terutama dibina oleh BPPSDM petani. Dari angka tersebut petani milenial yang dibina kementan sebanyak 140.000, mampu mengakses KUR dengan baik, dengan total angka KUR sebanyak 6,57 triliun rupiah,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kementerian Pertanian (Kementan) Profesor Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr, awal pekan ini.

Dedi menambahkan, untuk petani lainnya mencapai 6.700.000 purnawidia. Di antara mereka, ada 671.000 petani sudah mengakses KUR lebih dari 40 triliun rupiah.

Ia menyebutkan, ekspor di sektor pertanian menunjukkan kenaikan meski sempat didera Covid-19. Kemudian, dunia juga dilanda krisis karena peranng Rusia dan Ukraina sejak 24 Februari 2022.

“Untuk sektor pertanian pada 2020, kita didera Covid-19, tapi ekspor kita mengalami kenaikan sebesar 15 persen. Pada 2021 terjadi kenaikan ekspor kembali, bahkan angkanya menyampai 38 persen, dan pada tahun 2022 juga mengalami kenaikan lebih dari enam persen,” ujar Dedi.

Menurut Dedi, salah satu usaha yang dilakukan oleh Kemantan saat ini adalah memberikan pelatihan pemanfaatan KUR. Ia menambahkan bahwa sesungguhnya yang membiayai roda pembangunan pertanian, terutama yang dilakukan oleh para petani adalah KUR.

Dedi juga menyampaikan, walaupun anggaran turun, tapi produktivitas masih tumbuh menggeliat positif alias meningkat. “Kredit Usaha Rakyat yang saya katakan itu energi, ibarat bensin sebagai penggerak motor agribisnis dan motor pembangunan pertanian,” ujar Dedi

Pada 2020, dari target 20 triliun ternyata pertanian bisa menyerap lebih dari 55 triliun rupiah. Kemudian 2021 dari target 70 triliun rupiah, pertanian mampu menyerap lebih dari 86 triliun rupiah. Terakhir pada 2022, dari target 90 triliun rupiah ternyata pertanian mampu menyerap lebih banyak lagi, sampai mencapai di titik 113 triliun rupiah. (ta)