Budidaya Belatung Menggunakan Ampas Tahu

Selasa, 13 Juli 2021, 15:28 WIB

Budidaya belatung dapat dijadikan salah satu sumber usaha dan penghasilan sampingan. | Sumber Foto:Dok humas bandung go id

AGRONET --  Belatung ini selalu dihubungkan dengan hal kotor dan menjijikkan. Namun belatung sebenarnya memiliki kandungan protein yang tinggi. Oleh karena itu belatung dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi ikan, ayam, burung, kambing dan juga sapi. 

Melakukan pembibitan dan budidaya belatung dapat dijadikan salah satu sumber usaha dan penghasilan sampingan. Tidak memerlukan  modal yang terlalu besar namun menjanjikan keuntungan hingga belasan juta rupiah per bulan. Selain itu keuntungan financial, membudidayakan belatung juga menjadi salah satu cara mengurangi menumpuknya sampah organik.

Mengenal Maggot

Maggot atau belatung merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia Illucens, Stratimydae, Diptera) atau BSF. Meskipun keluarga lalat, namun ukuran BSF yang dikenal sebagai lalat tentara ini, lebih panjang dan besar. Meskipun dari keluarga lalat, namun BSF tidak menularkan bakteri, penyakit, bahkan kuman kepada manusia.

Seperti halnya belatung, maggot berguna secara ekologis dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik. Maggot mengonsumsi sayuran dan buah. Tak hanya buah dan sayuran segar, maggot pun mengonsumsi sampah sayuran dan buah. Karenanya manggot sangat cocok digunakan dalam pengelolaan sampah organik.

BERITA TERKAIT

Sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik dalam waktu 24 jam. Maggot sangat cepat berkembangbiak.

Selain bermanfaat untuk mereduksi sampah organik, maggot pun mempunyai nilai ekonomis, yaitu bisa menjadi sumber pakan ternak dan menjadi pupuk. Maggot mengandung protein tinggi dan kandungan gizi yang baik untuk pakan ikan dan unggas. Maggot memiliki kadar protein sekitar 43% jika dalam keadaan utuh, sedangkan jika dijadikan pelet kadar proteinnya antara 30% sampai 40%.

Dibandingkan cacing, maggot lebih menguntungkan sebagai pakan ternak karena lebih cepat berkembangbiak dan cepat bisa dipanen. Dari menetas sampai bisa digunakan menjadikan panak ternak, waktinya hanya sekitar 17 hari.

Sementara itu, sampah organik yang tidak termakan oleh maggot, tetap bisa dimanfaatkan sebagai sumber kompos atau pupuk organik. Meskipun dari limbah sampah organik, namun pupuk yang dihasilkan tidak berbau.

Pakan ternak dan pupuk yang dihasilkan dari maggot sangat cocok untuk peternakan dan pertanian organik. Penggunaan maggot bisa menekan penggunaan pakan dan pupuk berbahan kimia.

Ikan, ayam pedaging hingga sayur yang menggunakan maggot, lebih sehat dibanding komoditas yang sama di pasaran karena semuanya organik. Ternyata tak hanya belatung dan telur, lalat yang mati setelah melakukan perkawinan juga laku dijual.

Lalat  adalah  revolusi terakhir dari belatung. Pada umumnya hanya dibutuhkan wahtu beberapa hari  saja agar belatung-belatung tersebut berubah menjadi lalat. Bagi petani ikan, belatung ini adalah  pakan yang bergizi dan  sangat bisa di manfaatkan.

Manfaat dari maggot:

  • Pakan ikan
  • Pakan unggas seperti ayam, kalkun dan bebek
  • Maggot berfungsi sebagai pengganti tepung ikan yang sangat baik dalam produksi pakan ternak.
  • Pupuk tanaman
  • Solusi untuk pengelolaan sampah.

Beternak belatung membutuhkan alat yang sederhana.  Ada beberapa media yang bisa menjadi media tumbuh belatung, salah satunya adalah ampas tahu. Berikut tata cara dalam budidaya manggot dengan ampas tahu.

Alat dan Bahan

Siapkan ember besar yang diberi lobang berukuran 1-2 cm  dan dibuat tidak terlalu rapat pada bagian bawahnya. Selain ember, kita bisa juga mengggunakan bak yang tinggi agar hasil panen yang didapat lebih banyak dan maksimal, karena belatung hanya akan menempel di bagian permukaan saja.

Kemudian siapkan berbagai bahan lain seperti tali dan ampas tahu  sebagai media utama. Tali digunakan untuk menggantung ember yang menjadi wadah belatung. Ini dilakukan agar bisa mengundang lalat dan lebih mudah dalam melakukan proses beternak.

Pembiakan Lalat

Budidaya belatung ini tentunya merupakan serangkaian proses yang cukup mengganggu karena kita akan dengan sengaja membiakan larva lalat menjadi belatung untuk dibudidayakan.

Lalat adalah indukan yang digunakan. Lalat tersebut dibiarkan bebas mengerumuni ampas tahu yang kita masukkan ke dalam wadah yang dibiarkan, agar larva bisa tumbuh di sana

Ampas tahu yang digunakan bisa dicampur dengan sedikit ikan asin agar aromanya lebih tajam dan lebih mudah memikat para lalat untuk berkumpul.

Biarkan di dalam ember dalam keadaan yang terbuka. Lalat-lalat yang berkumpul akan menghasilkan telur di tempat yang sesuai. Dalam hitungan hari maka belatung akan terkumpul di dalam wadah.

Panen

Biasanya setelah telur-telur diletakkan, akan menetas menjadi larva dari 6 hingga 7 hari berikutnya. Dan setelah 7 hari manggot akan mulai terlihat dan bisa langsung dipanen.

Biasanya dibutuhkan waktu hingga 2 minggu dari awal proses pembuatan alat hingga panen. Panen akan dilakukan secara manual menggunakan jebakan manggot, agar lebih mudah.

Untuk mengurangi aroma tidak sedap, pisahkan  media dari hasil belatung seletah terjadi pertumbuhan larva. Dengan demikian kita bisa langsung membersihkan dan memanen maggot.(234)

BERITA TERKAIT