???????????????????????????????????????????????????? ???????????????????????????????? ???????????????????????????? ???????????????? ???????????????????????? ???????????????????????? ???????????????? ???????????????????????????? ???????????????? ?????????? | Sumber Foto:BPT
AGRONET -- Potensi itik di Indonesia cukup besar, terbukti dari terdapatnya berbagai rumpun itik lokal yang sangat bervariasi baik karena pengaruh kemampuan genetik maupun karena pengaruh lingkungan. Untuk meningkatkan produktivitas itik lokal sekaligus menghasilkan bibit itik yang mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan telah dilakukan serangkaian penelitian di Balai Penelitian Ternak.
Balai Penelitian Ternak (Balitnak) telah berhasil melakukan pemuliaan untuk meningkatkan performa produksi dari rumpun itik lokal. Salah hasil pemuliaan tersebut yakni dengan melakukan seleksi dan proses pemuliaan rumpun itik Mojosari telah berhasil dikembangkan galur unggul baru dengan nama Galur itik Mojomaster-1 Agrinak. Dari rumpun itik Alabio yang telah melalui seleksi dan proses pemuliaan dihasilkan galur itik Alabimaster-1 Agrinak. Perkawinan antara Mojomaster-1 Agrinak dengan Alabimaster-1 Agrinak sebagai bibit induk, dihasilkan itik hibrida Master (petelur unggul). Penggunaan itik hibrida ‘MASTER’ ini memang dimaksudkan sebagai bibit niaga (final stock) karena memang tidak untuk dibibitkan lagi, karena secara genetis kalau hibrida ini dikawinkan lagi dengan sesamanya atau dengan tetuanya lagi akan menghasilkan keturunan yang produktivitasnya lebih rendah dan kehilangan keunggulannya.
Ciri spesifik dari itik Master yaitu postur tubuh ramping seperti botol, warna bulu spesifik dan seragam, garis bulu putih di atas mata (alis), warna ceker dan paruh hitam serta warna kerabang telur hijau kebiruan.
keunggulan secara teknis dari itik MASTER yaitu
umur pertama bertelur 18-20 minggu;
Rataan Produksi Telur per tahun : 260-270 butir/tahun
Puncak produksi telur 94%
Rasio konversi pakan 3,21
Itik Master betina sebagai petelur dapat dipelihara dan masih menguntungkan sampai dengan 2 siklus produksi, dan setelah itu dapat dijual untuk dipotong dan diambil dagingnya. Itik Master jantan sebagai hasil ikutan dari penetasan dapat digunakan sebagai itik potong karena pertumbuhannya yang relatif cepat, dengan bobot badan mencapai 1,4-1,6 kg pada umur 10 minggu, sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai penghasil daging, walaupun sebetulnya bukan itik jenis pedaging. Tingkat pertumbuhan itik hibrida jantan ini mirip dengan salah satu tetuanya yaitu itik Alabio, tapi jauh lebih baik dari itik Mojosari atau rumpun itik lokal yang lain.
Secara umum, itik dapat hidup dan dipelihara di wilayah manapun di Indonesia, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, namun yang menjadi penentu penting biasanya adalah sumber bahan pakan yang tersedia sehingga selama ini itik banyak dipelihara di dataran rendah berdekatan dengan daerah pertanaman padi sebagai sumber dedak atau pesisir dengan sumber ikan segarnya.
Keunggulan Itik Master betina sebagai itik petelur dan Itik Master jantan sebagai itik potong telah banyak diminati oleh para peternak sehingga permintaan akan bibit itik tersebut senantiasa meningkat terus. Potensi ekonomi beternak itik Master ini sangat menguntungkan dalam peningkatan ekonomi masyarakat sehingga diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat.
Sumber:
BALAI PENELITIAN TERNAK
Sabtu, 09 November 2024
Sabtu, 26 Oktober 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Selasa, 26 Desember 2023
Rabu, 20 Desember 2023
Selasa, 02 Juli 2024
Rabu, 29 Mei 2024
Sabtu, 30 Maret 2024