Acara peresmian pipanisasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, pekan lalu. | Sumber Foto:Agronet/360
AGRONET -- Semangat swasembada bawang putih tahun 2021 masih terus bergaung. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang berkontribusi yang mengembangkan bawang putih. Wilayah ini dikenal sebagai produsen bawang putih terbesar ketiga di Provinsi Jawa Tengah atau terbesar ke lima di Indonesia setelah Temanggung, Lombok Timur, Bima, dan Magelang. Berdasarkan catatan statistik BPS, produksi bawang putih nasional tahun 2018 sebesar 39,3 ribu ton atau naik 101 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 19,5 ribu ton. Khusus Karanganyar, produksi bawang putih pada 2018 sebesar 1,68 ribu ton, naik 109 % dibanding tahun sebelumnya 800 ton.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar Riyanto Sujudi menyebutkan, pengembangan bawang putih dilakukan di empat kecamatanm, yakni Tawangmangu, Ngargoyoso, Jenawi, dan Jatiyoso. Teknis pengembangan bawang putih dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui kerja sama dengan pelaku usaha impor, dana APBN, dan secara swadaya.
“Saat ini luas tanam bawang putih dari kemitraan antara kelompok tani dengan importir mencapai 580 hektare, APBN 50 hektare, dan swadaya di bawah 50 hektare,” kata Riyanto saat acara peresmian pipanisasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, pekan lalu.
Riyanto menambahkan, agar pelaku usaha dan petani dapat mengembangkan bawang putih sesuai peraturan yang ada dan sesuai Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati. “Bagi hasil antara perusahaan dengan kelompoktani agar dilaksanakan sesuai kesepakatan. Semoga perusahaan bisa menyerap hasil panen petani untuk dijadikan benih untuk pertanaman selanjutnya. Perusahaan seharusnya melakukan okupasi untuk menyediakan benih bermutu,” ujar Riyanto.
Acara peninjauan pipanisasi tersebut juga dihadiri oleh Pelaksana Tugas Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Sukarman. Dia berharap, kerja sama antara pelaku usaha dengan petani ini sama-sama menguntungkan. Hasil panen diharapkan dijadikan benih. “Saat ini, benih sudah cukup tersedia di dalam negeri sehingga tidak perlu impor benih,” kata Sukarman yang juga menjabat sebagai Direktur Perbenihan Hortikultura.
Ke depan, dia melanjutkan, hal yang perlu dipikirkan adalah fasilitasi gudang benih dan mitra yang dapat mengopkupasi benih. Untuk gudang benih, pihak Dinas Kabupaten Karanganyar bisa mengusulkan proposal ke Pusat, namun dengan catatan bahwa lahan yang akan dibangun gudang di atasnya merupakan lahan yang statusnya jelas yang sudah dihibahkan ke kelompok tani.
“Atau bisa juga kami himbau kepada pelaku usaha yang sudah bermitra dengan petani di wilayah Karanganyar dapat menyumbangkan dana hibahnya untuk membangun gudang,” saran Sukarman.
Faktor alam di Karanganyar juga turut mendukung pengembangan bawang putih. Menurut Sukarman, air di Karanganyar cukup berlimpah. Bahkan pelaku usaha berinisiatif membangun pipanisasi untuk membantu petani pada saluran irigasi yang rusak karena longsor.
“Jika perlu, usulkan perpanjangan pipa ke Direktorat Jenderal PSP (Prasarana dan Sarana Pertanian) untuk menambah luas tambah tanam.”
Kegiatan pipanisasi merupakan bantuan dari beberapa pelaku usaha importir yang bermitra dengan kelompoktani bawang putih. Sebelumnya, pipa yang ada telah rusak selama 11 tahun akibat terkena bencana longsor. Sarana irigasi ini mampu mengaliri pertanaman seluas lebih dari 20 hektare untuk kelompoktani Wonosari Tani I, II, dan III. Kegiatan pipanisasi telah selesai dikerjakan bulan Mei 2019 dan telah digunakan untuk mengairi pertanaman bawang putih yang ditanam periode Mei-Juni.
Saat ini, Ditjen Hortikultura Kementan tengah menyusun Grand Design Pengembangan Hortikultura 2020-2024 sebagai panduan peta jalan yang lebih jelas dan konkrit terhadap arah kebijakan hortikultura 5 tahun mendatang. Pengembangan bawang putih yang dilakukan sudah in line dengan Grand Design Pengembangan Hortikultura.
“Untuk swasembada bawang putih, diperlukan luas tanam minimal 70-80 ribu hektare. Jadi tolong, hasil panen dirawat jadi benih. Jangan dijual konsumsi, sayang! Munculkan penangkar-penangkar bawang putih yang baru. Apalagi sudah ada pipanisasi, jangkauan air jadi lebih luas. Hasilnya seperti yang kita lihat hari ini, bawang putih kita bisa besar-besar, tidak kalah dengan impor. Kami dari Kementan terus memfasilitasi, bersama dengan pelaku usaha membina dan mendukung petani,” kata Sukarman. (360)
Jumat, 21 Maret 2025
Kamis, 27 Februari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Sabtu, 22 Februari 2025
Selasa, 18 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025