Warga Semarang Gencarkan Budi Daya Buah Tin

Sabtu, 24 Maret 2018, 15:09 WIB

Dalam setahun terakhir, Heri sudah mampu mendapatkan keuntungan hingga jutaan rupiah dari menjual bibit tanaman Tin yang diperolehnya dengan mencangkok.

AGRONET - Buah Tin adalah salah satu tanaman langka di Indonesia, namun siapa sangka buah yang berasal dari Asia Barat ini justru tumbuh di salah satu sudut Kota Semarang. Sudah setahun ini,  Heri Yunianto fokus pada pembudidayaan tanaman buah Tin, meski dengan lahan yang terbatas di rumahnya.

“Kami menggunakan cara Tabulampot atau tanaman buah dalam pot untuk menyiasati keterbatasan tempat. Saat ini, saya baru memiliki beberapa varietas tanaman Tin. Diantaranya Blue Giant, Grand Yordan, Brown Turki, dan Red Palestin. Padahal ada sekitar 300-an varietas,” ujar Heri, Ketua Kelompok Tani Graha Botani Kelurahan Bulustalan, Sabtu (24/03).

Membudidayakan buah bernama ilmiah Ficus Carica itu memiliki tantangan tersendiri, dengan karakter yang tidak bisa hidup jika di area banyak air, maka ketika musim hujan akan banyak daun buah tersebut gugur. “Sayang memang, padahal daunnya juga banyak khasiatnya, seperti dibuat teh untuk kesehatan. Saya belum sampai pada pemanfaatan buah dan daunnya, karena butuh alat yang lebih komplit,” ujarnya.

Heri memilih membudidayakan tanaman Tin,  karena masih tergolong langka. Nama tanaman yang disebutkan dalam Al-Quran tersebut, memiliki banyak manfaat. Tidak hanya buahnya saja, daun dan batangnya juga bisa menjadi obat.

Dalam setahun terakhir, Heri sudah mampu mendapatkan keuntungan hingga jutaan rupiah dari menjual bibit tanaman Tin yang diperolehnya dengan mencangkok. Tiap bibit yang dijual, ia patok dengan harga antara Rp 30.000 sampai Rp 50.000, tergantung varietasnya.

Melihat budidaya tanaman Tin yang dilakukan warganya, Lurah Bulustalan, Burhan Arifin memberikan apresiasi. Ia mendorong agar budidaya tanaman Tin dilakukan secara masif di setiap RT di Kelurahan Bulustalan, karena baru ada 5 warga yang membudidayakan tanaman tersebut.

“Kami berharap dapat memberikan nilai tambah, sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu, adanya buah Tin akan membentuk kampung tematik tersendiri, sehingga menjadi magnet wisatawan, kedepannya,” ujarnya.  (KBRN/111)