Deputi Bidang IPH LIPI, Prof. Enny Sudarmonowati | Sumber Foto:agronet.co.id
AGRONET - Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjawab tantangan World Economic Forum (WEF) dengan mengadakan Temu Bisnis dan Diseminasi Penelitian (19/12). Tahun 2017 WEF mengeluarkan indeks daya saing global, beberapa parameter diantaranya teknologi dan inovasi.
Merujuk pada indeks daya saing WEF, IPH LIPI mengelar diseminasi hasil penelitian dan match making dengan pihak industri. Kepala Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian LIPI, Dede Heri Yuli Yanto menyebutkan, “Kegiatan ini mendorong hilirisasi teknologi LIPI menuju inovasi.”
Kegiatan bertempat di Hotel Olympic Renotel, Sentul, Bogor, Jawa Barat dihadiri oleh Peneliti LIPI, Apartur Pemerintah Daerah, dan Pelaku Bisnis. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan peneliti mampu menjalin kerjasama dengan stakeholder (industri). “Tujuan kegiatan ini agar terjalin kesesuaian antara peneliti dan industri, dari sinilah kebutuhan industri dapat diketahui,” kata Dede.
Senada dengan yang diungkapkan Dede, Deputi Bidang IPH LIPI, Enny Sudarmonowati menyampaikan, “Sinergi peneliti dengan industri perlu dilakukan sejak tahap awal.” Lebih dininya kerjasama yang terjalin, tanggung jawab LIPI pada stakeholder dapat lebih dilaksanakan.
Kegiatan dibagi dalam 4 sesi. Peneliti LIPI, Euis Hermiati memaparakan ‘Prosepek Kerjasama Pengembangan Kertas Kemasan Pangan yang Aman’. Paparan Euis disandingkan dengan ‘Prospek dan Tantangan Pengembangan Kertas Kemasan Pangan yang Memehuni Kebutuhan Pasar’ yang disampaikan oleh Product Development Manager PT. APP, M. Adjidarmono.
Sesi ke-2 dilanjutkan dengan Komerisialisasi ubi kayu oleh Sri Hartati. Hasil penelitian Sri dipadukukan dengan pandangan bisnis dari PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. Pada kesempatan tersebut, P. Fanny Hosea L. memaparkan prospek dan tantangan pengembangan industri tapioka.
Sesi selanjutnya, Novik Nurhidayat, Peneliti LIPI dan Radix Setiawan, PT. Anugerah Mustika Ostindo (Ostindo) sama-sama fokus dalam pemanfaatan mikroba. Novik sebagai peneliti LIP memanfaatkan mikroba untuk kesehatan manusia dan lingkungan, sedangkan Ostindo penggunakan isolat Streptomyces untuk pembenahan tanah lahan kritis.
Dari kesamaan objek yang digunakan diharapkan akan terjalin kerjasama antara peneliti dan Industri. Deputi Enny menyebutkan, “Lebih banyak hasil penelitian dimanfaatkan oleh industri, lebih banyak royalti dan lisensi dari hasil penelitian Kedeputian IPH LIPI.”
Penelitipun didorong untuk hilirasi produk seperti yang telah dilakukan Yupi Isnaini, Peneliti Tumbuhan LIPI. Yupi yang sehari-hari bertanggung jawab di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor rutin mempromosikan Anggrek dan Kantong Semar.
Berkaitan dengan promosi, paparan Yupi dipanelkan PT iGrow Resources Indonesia (iGrow) dan PT. Agronet Berkah Bersama (agronet.co.id). iGrow dan agronet.co.id, perusahaan media daring yang sama-sama menggarap bidang agro. Perbedannya, iGrow lebih ke perusahaan fintech sedangkan agronet.co.id sebuah media berita daring.
Kolaborasi berbagai pihak menjadikan penelitian yang telah dilakukan peneliti LIPI dapat berguna bagi banyak pihak, khususnya industri. Dari serangkaian kegiatan, Deputi Enny menegaskan agar peneliti lebih proaktif mencari industri untuk bekerja sama hingga menfinalkan lisensi.
Industri yang hadir dalam acara ini mengakui hasil penelitian LIPI sangat inovatif dan diperlukan. Celah pasar dunia ke depannya sangat tinggi. Industri berperan mencari pasar, peneliti fokus pada penelitian. (269)
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Senin, 30 Desember 2024
Kamis, 31 Oktober 2024
Kamis, 31 Oktober 2024