Musim hujan yang ada di bawah curah normal di India menjadi faktor yang mendongkrak harga gula.
Gula | Sumber Foto:Lynn Greyling-Publicdomain
AGRONET – India tampaknya mempertahankan kebijakan pembatasan ekspor gula setelah pemerintahnya menyatakan tidak ada usulan untuk meninjau kebijakan tersebut. Pada Senin (24/6/2024), harga raw sugar menduduki posisi tertinggi dalam sepekan dan harga gula kristal putih ada di titik tertinggi dalam enam pekan.
Musim hujan yang ada di bawah curah normal di India menjadi faktor yang mendongkrak harga gula. Pada pekan lalu, badan cuaca India yaitu Indian Meteorological Department melaporkan bahwa curah hujan India 64,5 mm dalam 18 hari pertama sepanjang Juni. Padahal selama ini rata-rata curah hujan pada periode tersebut sebanyak 80,6 mm.
Faktor lain yang mendorong kenaikan harga gula adalah pengumuman International Sugar Organization (ISO) pada 10 Juni lalu bahwa pada periode 2023/2024 dunia mengalami defisit pasokan gula sebesar 2,95 juta metrik ton. Padahal sebelumnya defisit diperkirakan sebesar 689.000 metrik ton.
ISO juga menaikkan kebutuhan gula pada periode 2023/2024 dari 180,4 juta metrik ton menjadi 182,2 juta metrik ton. ISO menyebutkan, kenaikan ini akibat meningkatnya konsumsi gula di dalam negeri India.
Namun, pasokan gula dari Brasil menjadi salah satu faktor pereda harga di pasar dunia. Unica melaporkan pada 14 Juni lalu bahwa produksi gula Brasil untuk musim panen 2024/2025 hingga Mei tercatat naik 11,8 persen year on year (yoy) yaitu sebesar 7,837 juta metrik ton. Sementara persentase tebu yang digiling untuk produksi gula juga naik menjadi 47,88 persen dari tahun lalu yang mencapai 46,68 persen. (yen)
Jumat, 21 Maret 2025
Kamis, 27 Februari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Sabtu, 22 Februari 2025
Selasa, 18 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025