Tingkat mekanisasi untuk persiapan lahan telah melampaui 90 persen.

Berkat Mekanisasi, Vietnam Pimpin Produktivitas Tebu Tertinggi Se-ASEAN

Kamis, 17 Oktober 2024, 11:39 WIB

Tebu | Sumber Foto:Sarah and Jason/Flickr

AGRONET – Produktivitas industri gula Vietnam menempati urutan teratas di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Capaian pertama kalinya bagi Vietnam ini adalah berkat mekanisasi pertanian, demikian dilaporkan Vietnam News, Rabu (16/10/2024).

Hasil panen tebu Vietnam untuk musim 2023-2024 mencapai 6,79 ton per hektare. Capaian ini lebih tinggi dari pemain kunci di sektor pemanis di Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, dan Filipina.

Menurut Vietnam Sugarcane and Sugar Association (VSSA) atau Asosiasi Tebu dan Gula Vietnam, meningkatnya mekanisasi lahan tebu mampu menciptakan pertumbuhan signifikan. Mekanisasi yang diterapkan antara lain meliputi persiapan lahan, pemanenan, penyemprotan pestisida, dan penerapan teknologi Revolusi Industri 4.0 di sektor pertanian, yang didukung langkah pertahanan perdagangan.  

“Wilayah panen tebu dan output gula pada musim 2024/2025 akan terus naik dibandingkan musim sebelumnya,” ujar Ketua VSSA Nguy?n V?n L?c.

Nguyen menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperkuat keterkaitan di industri gula. Termasuk di dalamnya adalah menciptakan pasar yang sehat, memerangi kecurangan perdagangan gula, dan menerapkan langkah untuk menjaga stabilitas bahan baku mentah sehingga industri gula Vietnam berkembang secara berkelanjutan.

Menurut VSSA, tingkat mekanisasi untuk persiapan lahan telah melampaui 90 persen. Melalui program kerja sama alih teknologi dan pendanaan internasional, sejumlah pabrik gula mulai melakukan uji coba penerapan Revolusi Industri 4.0 yang mirip dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Australia. Mereka melakukan digitalisasi manajemen pabrik gula.

Dengan teknologi tersebut, para petani dibantu untuk menentukan waktu yang tepat untuk persiapan lahan, pemupukan, pemberian pestisida, dan pemanenan. Lebih jauh lagi, teknologi ini juga membantu petani mendeteksi jika terjadi kondisi abnormal di ladang.

Pendeteksian itu membuat petani lebih mudah memantau dan mengevaluasi pertumbuhan tebu. Hasilnnya, deteksi dini dapat dilakukan dan petani bisa menekan kemungkinan kerugian.

Sejauh ini, badan riset Vietnam yaitu Sugarcane Research Institute telah memperkenalkan 23 varietas lini baru termasuk 12 varietas hibrida dan delapan varietas impor. Semua itu telah diuji di seluruh wilayah ekologi di Vietnam.  

Inovasi yang dilakukan Vietnam membuat mereka mampu meningkatkan produksi gula dalam empat tahun barturut-turut. Produksi tebu naik 166 persen dan produksi gula meningkat hingga 161 persen.

Sedangkan harga pembelian tebu dari petani juga terus naik. Kenaikan itu mencapai 152 persen dibanding panen pada 2019/2020.  (yen)