Mereka sepakat bekerja sama membuka Kelompok Kajian Gula Fakultas Pertanian di UB.

Untuk Kaji Gula, Sinergi Dijalin PT KTM dan PT RMI dengan Universitas Brawijaya

Jumat, 15 November 2024, 06:01 WIB

Penandatanganan nota kesepahaman PT KTM, PT RMI, dan Universitas Brawijaya di Malanga, Jawa Timur, Kamis (14/11/2024) | Sumber Foto:Dok. KTM-RMI

AGRONET – Sinergi mempertemukan dua pabrik gula yaitu PT Kebun Tebu Mas (KTM) dan PT Rejoso Manis Indo (RMI) dengan Universitas Brawijaya (UB) di Malang, Jawa Timur, Kamis (14/11/2024). Mereka sepakat bekerja sama membuka Kelompok Kajian Gula Fakultas Pertanian di UB. PT KTM dan PT RMI adalah dua pabrik gula baru yang berada di bawah manajemen Mitr Phol-Thailand.

“Setiap kerja sama demi kemajuan industri gula tentu akan kami dukung,” ujar Padipat Namkhet yang mewakili Mitr Phol, dalam keterangan tertulis kepada Agronet.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dalam acara peresmian Kelompok Kajian Gula dan workshop. Bagi kampus, kerja sama dengan dunia industri adalah bentuk penerapan Tri Dharma perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kerja sama ini untuk meningkatkan hubungan kelembagaan, mensinergikan kewenangan dan memanfaatkan sumberdaya berdasarkan asas saling membantu, saling mendukung, magang kerja mahasiswa, serta kegiatan penelitian bersama.

“Kami berharap, Kelompok Kajian Gula Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini dapat berkontribusi dalam kajian model inovasi strategi pengembangan ketahanan gula, demi membangkitkan keagungan industri gula nasional, “ kata Dr Afifuddin Latif Adiredjo, SP, MSc, Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian, UB.

Sementara menurut Ketua Tim Budidaya, Penanganan Panen, dan Pascapanen Tanaman Tebu di Dinas Perkebunan Jawa Timur Dini Purnawansyah, SAP, MAP, untuk mewujudkan swasembada gula nasional, beban tanggung jawab tidak hanya pada pundak pemerintah, namun dibutuhkan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan terkait.

“Maka penting untuk membangun kolaborasi yang sinergis melalui skema kolaborasi empat aktor, yakni pemerintah, petani, akademisi, dan korporasi, yaitu pabrik gula,” katanya.

Jawa timur mempunyai potensi besar dalam mendukung produksi gula nasional. Wilayah ini berkonstribusi 46 persen produksi nasional yaitu sebesar 2.465.739 ton gula.

Indonesia mencanangkan target swasembada gula konsumsi pada 2028, yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati. Sebagai lembaga akademik, UB terdorong untuk berperan melaluik kerja sama penelitian dengan perusahaan gula. Selain dengan PT KTM dan PT RMI, UB juga bekerja sama dengan PT RNI 1, PT RNI 2, PT Kebon Agung, serta Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. (yen)