Proses pengembangan biji tebu ini telah mencapai tahap 80 persen.

Diklaim Bakal Revolusioner, Brasil Kembangkan Biji Tebu untuk Bibit

Rabu, 20 November 2024, 07:02 WIB

Tebu | Sumber Foto:Pxhere

AGRONET – Brasil siap meluncurkan kemajuan teknologi di dunia tebu yang bakal revolusioner, yaitu biji tebu untuk bibit. Pengembangan biji tebu ini dilakukan badan penelitian tebu terbesar di dunia yaitu Centro de Tecnologia Canavieira (CTC). Laman Future Farming melaporkan, proses pengembangan biji tebu ini telah mencapai tahap 80 persen.  

“Biji ini benar-benar disruptif. Cara ini akan menjadi terobosan dalam pengembangbiakan tebu, termasuk cara penanaman dan pembaruan di ladang tebu,” ujar Silvia Yokoyama, direktur bidang regulasi dan hubungan pemerintah di CTC, dikutip Future Farming, Selasa (19/11/2024).

 

 

Seperti menanam jagung

Saat ini, tebu ditanam dengan menggunakan tunas yang sudah tumbuh atau menggunakan batang tebu yang ukurannya cukup besar dibanding biji. Namun, dengan menggunakan biji tebu yang ukurannya jauh lebih kecil, maka menanam tebu akan seperti menanam jagung dan kedelai.

“Biji akan mengoptimalkan sistem tanam. Hasilnya, mesin yang digunakan akan lebih ringan dan bergerak lebih cepat, sehingga pemadatan tanah lebih sedikit, residu tanaman berkurang, penggunaan solar lebih hemat, dan ada sejumlah keuntungan lain,” kata Yokoyama.

Dengan kata lain, biji tebu menawarkan efisiensi lebih tinggi dalam proses berladang tebu. Salah satu contohnya, sistem tanam yang dilakukan saat ini memiliki rasio 1:4 hektare untuk lahan tanam. Namun dengan biji tebu, rasio itu nyaris “tak terbatas”.   

Saat ini CTC memiliki tantangan untuk menggandakan produktivitas rata-rata ladang tebu di Brasil dari 85 ton per hektare menjadi 170 ton per hektare. “Saat ini, kami memusatkan perhatian pada upaya meningkatkan ladang di Brasil, karena 40 persen ladang tebu dunia ada di sini,” ujar Yokoyama lagi.

CTC telah berinvestasi 300 juta euro untuk riset dan pengembangan selama satu dekade terakhir. Riset dan pengembangan itu antara lain menemukan varietas tebu komersial versi rekayasa genetika yang tahan hama dan penyakit serta biji tebu.

“Kami punya harapan besar dengan kemajuan yang terbaru ini. Tujuan kami adalah menggandakan produktivitas sektor tebu pada 2040,” papar Yokoyama. (yen)