Bata dari ampas tebu ini diklaim memiliki jejak karbon hanya seperenam dari bata dari tanah.

India Punya Sekolah Purwarupa yang Dibangun dari Bagasse Tebu

Rabu, 01 Januari 2025, 06:46 WIB

Bagasse | Sumber Foto:Rawpixel

AGRONET – India kini memiliki sebuah sekolah yang dibangun dari Sugarcrete, yaitu nama paten untuk blok mirip bata yang dibuat dari bagasse tebu. Bata dari ampas tebu ini diklaim memiliki jejak karbon hanya seperenam dari bata dari tanah.  

“Proyek ini amat bernilai tinggi untuk menunjukkan penggunaan blok Sugarcrete, sekaligus untuk menjawab tantangan setempat seperti ketersediaan bahan baku dan teknik rendering,” ujar Alan Chandler, salah satu penemu Sugarcrete sekaligus ketua tim proyek, yang dikutip Arch Daily, 24 Desember 2024 lalu. “Dengan dukungan luar biasa dari Chemical Systems Technologies (CST), kami telah menunjukkan bahwa peralihan dari bahan baku yang biasa dipakai ke bahan baku yang berkelanjutan adalah hal yang memungkinkan.”

Sugarcrete adalah temuan University of East London (UEL). Sedangkan sekolah yang dibangun sebagai purwarupa dari blok bata bagasse ini berlokasi di Panchsheel Inter College di Uttar Pradesh, India. Sekolah tersebut adalah proyek yang digarap para mahasiswa UEL dan Delhi School of Architecture and Planning.

Proyek purwarupa ini bisa menjadi laboratorium bagi para mahasiswa yang berlokasi di salah satu jantung kawasan industri gula India tersebut. Uttar Pradesh memang salah satu pusat industri gula India. India sendiri produsen gula terbesar dunia kedua.

Sugarcrete adalah bahan material yang terbuat dari ampas tebu atau bagasse yang dipadukan dengan pasir dan mineral pengikat. Hasilnya, terciptalah materi bangunan yang memiliki kemampuan menahan panas, suara, dan api sekaligus juga mengurangi limbah dari tebu.

Tujuan penemuan Sugarcrete ini adalah menciptakan bahan baku bangunan yang berkelangsungan sekaligus memanfaatkan limbah terutama di negara-negara berkembang. Mereka dapat membuat blok Sugarcrete ini sehingga tidak perlu mengimpor bahan baku bangunan dari negara lain. Mereka bahkan bisa menciptakan peluang pemasukan jika mampu mengekspor bahan baku yang ramah lingungan ini ke negara-negara maju. (yen)