Anggaran yang diajukan Kemenperin Thailand itu sebesar 7 miliar baht atau sekira 3,3 triliun rupiah.

Thailand Pertimbangkan Subsidi Petani Tebu Demi Kurangi Polusi Udara

Senin, 13 Januari 2025, 18:25 WIB

Tebu | Sumber Foto:Pxhere

AGRONET – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Thailand mengajukan proposal subsidi petani tebu untuk mengurangi polusi udara di negara pengekspor gula terbesar kedua di dunia itu. Anggaran yang diajukan Kemenperin Thailand itu sebesar 7 miliar baht atau sekira 3,3 triliun rupiah.

“Dengan anggaran sebesar 7 miliar baht, skema yang diusulkan ini dirancang untuk memberi insentif kepada para petani untuk menjual 100 persen bagian tebu mereka, sehingga mengurangi praktik pembakaran sisa pangkal dan daun tebu sebelum memulai rotasi tanam berikut,” ujar Menteri Industri Thailand Akanat Promphan dikutip laman Chini Mandi, 10 Januari 2025 lalu.

Dalam skema subsidi ini, maka petani tidak akan membakar limbah sisa panen tebu yang menghasilkan PM2.5, yaitu  penyumbang terbesar partikel polusi udara. PM2.5 adalah debu berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil. Jika terpapar debu ini dalam jangka panjang maka akan menyebabkan masalah kesehatan kronis termasuk penyakit saluran pernapasan. Biasanya, partikel PM2.5 berasal dari emisi alat transportasi, aktivitas industri, kebakaran hutan, dan pembakaran limbah ladang.   

Bagian dari tebu yang tidak dapat dimakan, termasuk daun, akan dijual ke pembangkit listrik tenaga biomassa untuk dijadikan bahan bakar. Akanat menyebutkan, sejauh ini 58 pabrik gula di seantero Thailand sudah menyatakan tertarik untuk ikut serta dalam skema ini.

Sementara itu badan yang mengurusi gula Thailand, Office of the Cane and Sugar Board (OCSB), bertekad untuk memangkas 90 persen praktik pembakaran ladang tebu yang biasa dilakukan petani. Sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas udara dan memotong emisi PM2.5 di seluruh Thailand musim ini yang berlangsung pada Desember 2024 hingga Maret 2025. (yen)