Para petani Indonesia ini juga belajar Nongsaeng Model dari petani Thailand.
Para petani tebu Indonesia berkunjung ke ladang petani Thailand., Selasa (4/2/2025). | Sumber Foto:Dok. KTM-RMI
AGRONET -- Sebanyak 40 petani tebu asal Indonesia yang menjadi mitra PT Kebun Tebu Mas (KTM) dan PG Rejoso Manis Indo (RMI) diterbangkan ke Thailand pada 3-7 Februari. Mereka mendatangi pabrik gula Mitr Phu Khieo di Provinsi Chaiyaphum, Thailand, untuk belajar pertanian modern bertajuk Modern Farm Plus. Tak hanya itu, para petani Indonesia ini juga belajar Nongsaeng Model dari para petani Thailand.
Para petani ini belajar tentang hasil hasil riset dan inovasi lembaga penelitian Mitr Phol Innovation and Research Center. Mereka juga belajar langsung dari petani tebu Thailand tentang pengembangan varietas unggul, budidaya tanaman tebu dengan sistem mekanisasi, serta sistem drip irigation (irigasi tetes).
“Tanah di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, sangat subur. Namun, tantangan pada budidaya tebu adalah sistem pengairan untuk tanaman tebu sangat kurang sehingga kurang mampu memanfaatkan sumber air yang ada,” kata Plantation Director PT KTM dan PT RMI Padipat Namkhet kepada Agronet, Selasa (4/2/2025).
Menurut Padipat, sistem irigasi tetes harus sudah dimulai tanpa menunggu hujan turun untuk mengairi tanaman pertama (plan cane) maupun keprasan (ratoon). Sistem ini dapat memanfaatkan air sumur, sungai maupun embung/tandon. Dengan perhitungan seksama, maka saat umur tebu membutuhkan air yang banyak, yaitu kira-kira berumur tiga atau empat bulan, hujan pun sudah turun.
Dalam program ini para petani Thailand memperkenalkan program Nongsaeng Model, yaitu mengenai pertanian modern, kelompok tani, dan teknik budidaya. Program ini juga mempertemukan petani dua negara untuk saling bertukar pengalaman dan belajar.
“Kami belajar soal mekanisasi dan pengairan tetes. Ini penting sekali untuk lahan tebu kami yang berada di lahan kering, sehingga tidak semata-mata menunggu air hujan turun,” kata seorang petani Indonesia, Septi Wahyu Krisdianto.
Septi dan para petani Indonesia lainnya mengaku belajar banyak selama berada di pabrik gula Mitr Phu Khieo. Pabrik ini adalah satu dari delapan pabrik gula milik Mitr Phol Group.
Pabrik Mitr Phu Khieo mulai giling perdana pada 1983. Kini pabrik tersebut memiliki kapasitas giling sebesar 42.000 ton tebu per hari. Sedangkan jumlah tebu tergiling setiap tahun mencapai 4.000.000 ton dengan gula yang dihasilkan cane commericial sugar (CCS) mencapai 14 hingga 15 persennya. (yen)
Jumat, 21 Maret 2025
Kamis, 27 Februari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Sabtu, 22 Februari 2025
Selasa, 18 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025