AGRONET – Empat entitas menyatakan sepakat untuk mempercepat Indonesia mandiri di sektor gula, Selasa (21/3/2023). Keempat entitas ini adalah Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo), Balai Besar Pengujian Standard Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan), Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI), dan ILDEX.

“Kami bersepakat untuk mendukung program pemerintah mengakselerasi kemandirian gula nasional,” ujar Ketua Umum Gapgindo Syukur Iwantoro kepada Agronet.

Menurutnya, masing-masing entitas tersebut akan menyinergikan tugas dan fungsi masing-masing. Tujuan yang disasar antara lain mendukung kinerja pabrik-pabrik gula di Indonesia. Maka diharapkan agar kondisi yang kondusif dapat mengundang lebih banyak investor baru, di dalam dan luar negeri.

Invetasi itu bisa dikucurkan mulai dari pembangunan pabrik gula hingga pabrik alat mesin budidaya dan panen tebu serta proses pengolahan tebu.

“Saat ini kita masih salah satu pengimpor gula terbesar di dunia, padahal dulu Indonesia berjaya sebagai pengekspor gula dunia. Kini, kita juga masih mengimpor mesin pengolahan gula dan produk turunan lainnya,” kata Syukur.

Impor alat menjadi salah satu tantangan yang dihadapi pabrik gula di Indonesia. Hal ini dirasakan pabrik gula yang menjadi anggota Gapgindo, yang rata-rata menggunakan alat modern.

“Kami harus mengimpor alat, padahal untuk mengimpor juga butuh waktu. Terkadang, kami harus memesan suatu alat lebih dari satu untuk cadangan,” ujar Syukur.

Sementara Kepala BBPSI Mektan Agung Prabowo menyatakan sangat mendukung akselerasi kemandirian gula nasional, terutama dalam dukungannya untuk teknologi on farm di perkebunan tebu. Menurutnya, modernisasi dengan dengan teknologi mekanisasi pada on-farm dapat menghapus gap efisiensi tenaga kerja, dan efisiensi biaya di sisi off-farm. Ia mengakui, saat ini pekerjaan umumnya on-farm perkebunan tebu masih banyak dikerjakan secara konvensional.

“Oleh karena itu kami berempat entitas (BBPSI Mektan, Gapgindo, PEPI, dan ILDEX) siap menampilkan dukungan kami yang akan kami wujudkan dalam pameran pada September 2023,” tegas Agung.

Pameran itu, kata Agung, dapat menampilkan teknologi mekanisasi yg siap dilisensi oleh perusahaan alat dan mesin pertanian (alsintan). “Ini sekaligus mendukung kebijakan Bapak Presiden RI yang menginginkan alsintan produk dalam negeri, tidak lagi impor,” ujarnya menambahkan.

Sinergi yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah penyelenggaraan pameran internasional di Indonesia pada September mendatang. Ajang yang digelar ILDEX itu diharapkan dapat membuka peluang dan potensi bisnis pergulaan nasional  beserta bisnis industri-industri pendukung dan ikutannya mulai dari hulu sampai ke hilir. ILDEX adalah perhelatan  alternatif bagi pameran dan konferensi di Asia Tenggara yang mempertemukan sektor ternak, produk susu, daging olahan, dan aquaculture.

“Kami berharap dengan adanya pameran dan seminar internasional yang melibatkan alat alat pertanian dan lainnya yang berkaitan dengan pertanian akan membuat ILDEX Indonesia menjadi kegiatan pameran dan seminar yang mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi perkembangan Ildex sendiri dan terutama bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian,” ujar pemrakarsa ILDEX, Ruri Sarasono.

Pameran alat pertanian ini disebutnya Agro Techno, yang digelar dengan ILDEX Indonesia. “Semoga bisa memberikan sinergi yang bermanfaat baik untuk ILDEX maupun terutama bagi Gapgindo,” harap Ruri.

ILDEX Indonesia yang akan dilaksanakan tahun ini adalah yang ke-6 kalinya. Tahun lalu, ILDEX Indonesia telah berkolaborasi dengan Aquatica Aquatica dalam melaksanakan Ildex yang ke 5. “Kami menyebutnya Aquatica Asia co-located dengan ILDEX Indonesia,” jelas Ruri. *