Pemeran Ildex ke-6 akan digelar pada September 2023.
Kiri ke kanan: Direktur ILDEX Ruri Sarasono, Kepala BBPSI Mektan Dr. Ir. Agung Prabowo, M.Eng, Kepala Puslitbangbun Ir. Syafaruddin, Ph.D, dan Ketua Umum Gapgindo Dr. Ir. Syukur Iwantoro, MM | Sumber Foto:Yeyen Rostiyani/Agronet
AGRONET -- Industri alat dan mesin pertanian (alsintan) tebu dan jagung akan ikut International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (Ildex) ke-6 yang akan digelar pada September 2023 mendatang. Komitmen untuk ikut pameran datang dari produsen dan pemegang lisensi alsintan di Indonesia saat mereka hadir dalam rapat koordinasi Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo), Balai Besar Pengujian Standard Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan), Ildex, Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI), Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun), serta sejumlah perusahaan mesin pertanian.
Kepala BBPSI Mektan Dr. Ir. Agung Prabowo, M.Eng mengatakan mendukung wadah menuju mekanisasi pertanian tebu dan jagung di Indonesia. Menurut Agung, pameran dapat menampilkan teknologi mekanisasi yg siap dilisensi oleh perusahaan alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Ini sekaligus mendukung kebijakan Bapak Presiden RI yang menginginkan alsintan produk dalam negeri, tidak lagi impor,” ujar Agung.
Direktur Global Permata Perkasa penyelenggara Ildex, Ruri Sarasono mengatakan Ildex awalnya pameran perternakan yang pertama kali digelar pada 2013. Pada 2023 pameran ini akan menghadirkan mesin pertanian sehingga sehingga namanya menjadi Agri Tech Asia.
“Agri Tech akan mengikutsertakan alat mesin pertanian tebu dan jagung setelah Ildexmemamerkan alat-alat mesin perternakan dan perikanan,” kata Ruri.
Sementara Ketua Umum Gapgindo Syukur Iwantoro menekankan pentingnya mekanisasi pertanian. Ia mencontohkan bahwa perusahaan gula yang bergabung dengan Gapgindo telah menggunakan teknologi modern.
"Mau tidak mau, tidak hanya pabriknya yang modern, tapi pengolahannya juga harus modern, untuk menjadi modern itu perlu adanya mekanisasi pertanian," katanya.
Syukur mengatakan, salah satu tantangan di ranah mekanisasi adalah pola tanam tebu dan jagung di Indonesia dangkal. Paling dangkal antara 20 sampai 25 cm. Menurut pakar dari luar negeri dengan pola tanam itu tidak bisa menggunakan mesin. Untuk dapat menggunakan mesin kedalaman pola tanam perlu sekitar 40 cm.
"Baru bisa mekanisasi sepenuhnya, pada saat panen, pada saat pengepasan dan pada saat tanam," katanya.
Maka harus ada instrumen pada petani dan produsen tebu bagaimana cara menanam yang baik agar dapat melakukan mekanisasi penuh. Jadi butuh proses untuk dapat melakukan mekanisasi penuh. Menurut Syukur ada yang perlu disesuaikan hingga proses mekanisasi dapat berjalan lancar.
Syukur mengatakan pabrik-pabrik gula di Indonesia menghadapi lingkungan berbeda-beda. Contohnya seperti pabrik di Sumba Timur yang menanam tebu di lahan batu bertanah. Sementara pabrik di Ogan Komering Ilir (OKI) di rawa-rawa. Di Gorontalo, lahannya berbukit-bukit.
Saat panen, lahan yang berbeda menjadi tantangan lain. Contohnya seperti di Sumba dan OKI, sulit mencari mesin yang sesuai dengan lingkungan lahan tebu di sana. Pabrik tebu di OKI sudah mendatangkan berbagai mesin dari luar negeri seperti dari Cina dan Eropa tapi culit mencari yang sesuai.
"Itu yang menyebabkan ketika produktivitas mulai tinggi tapi karena tidak ada alat mesin modern yang bisa dipakai secara mekanisasi disitu maka balik lagi ke manual lagi," kata Syukur.
Syukur mengatakan hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi perusahaan alat mesin. "Kalau dari luar negeri alatnya mungkin tidak, tapi produsen alat mesin di sini, balai besar mekanisasi pertanian di sini tahu kondisi ini, bergabung saya optimistis kita bisa menghasilkan alat mesin untuk yang di rawa-rawa maupun di lahan berbatu," katanya.
Syukur berharap, “Bagaimana produsen-produsen di dalam negeri mampu juga beradaptasi dan bersaing dengan mereka, oleh karena itu kami juga mengundang produsen alat mesin pertanian jagung dan tebu untuk memamerkan kinerjanya." (tar)
Selasa, 08 Oktober 2024
Senin, 30 September 2024
Senin, 23 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Selasa, 26 Desember 2023
Rabu, 20 Desember 2023
Kamis, 09 Maret 2023
Selasa, 07 Maret 2023
Selasa, 02 Juli 2024
Rabu, 29 Mei 2024
Sabtu, 30 Maret 2024