Kenaikan harga gula bersamaan saat Negeri Ginseng ini dilanda inflasi yang berkepanjangan.
GImbap | Sumber Foto:Cutekirin on Pixabay
AGRONET -- Opsi jajan atau makan di luar rumah semakin mahal di Korea Selatan (Korsel) pada April. Penyebabnya, harga makanan menjadi semakin mahal akibat harga gula yang terus merangkak naik.
Data yang dirilis Badan Konsumen Korsel menunjukkan, rata-rata harga jajangmyeon atau saus hitam di Seoul pada April ini naik 12,5 persen dari tahun sebelumnya. Harganya naik dari 6.140 won menjadi 6.915 won.
Dikutip dari Asia Network, Kamis (18/5/2023) rata-rata harga sup ginseng ayam juga naik 12,7 persen dari rata-rata 14.500 won menjadi 16.346 won. Harga makanan untuk dibawa seperti gimbab juga naik tujuh persen. Rata-rata harga gimpab tahun lalu 2.908 won bulan ini menjadi 3.123 won.
Sejak bulan lalu kenaikan harga gula dunia sudah diprediksi akan menaikkan harga makanan seperti harga roti, es krim, makanan ringan, soda dan pangan berbasis gula lainnya. Kenaikan harga gula bersamaan saat Negeri Ginseng ini dilanda inflasi yang berkepanjangan.
Kenaikan harga gula di luar negeri juga menimbulkan tekanan pada biaya makan di luar saat inflasi mulai melambat menjad 4,2 persen pada Maret. Karena banyak restoran yang menggunakan gula sebagai bahan makanan pada menunya.
"Kenaikan harga menekan biaya makanan olahan dan makan di luar sehingga menjadi tantangan bagi tren penurunan inflasi, dan oleh karena itu, kami harus memperhatikan kenaikan harga gula dunia," kata seorang peneliti Korea Institute for Industrial Economics and Trade (KIET) yang dikutip Korea Times.
Peneliti itu mengacu pada kenaikan harga gula dunia yang dipicu turunnya produksi dari Brasil dan India, dua produsen gula terbesar di dunia. Dalam jangka panjang importir gula dan klien mereka di Korsel belum khawatir dengan lonjakan gula dunia karena telah mengamankan pasokan saat gula masih lebih murah awal tahun ini.
"Namun dalam jangka panjang mereka akan kehabisan pasokan dan negara akan mengalami 'sugarinflantion' kecuali terdapat langkah yang relevan untuk mengamankan lebih banyak pasokan dengan harga yang lebih terjangkau," kata peneliti KIET itu.
"Saya menyadari perbedaan harga makan di tempat makan, ketika anda melihat kenaikan harga 1.000 won untuk makanan tertentu, tidak terlihat banyak, tapi rasanya berbeda ketika makan di luar bersama istri dan anak-anak, ketika saya membayar makanan, kopi, makanan penutup dan lain-lain," kata seorang pria bermarga Kwack yang tinggal di Provinsi Gyeonggi.
Seorang pria bermarga Jeong yang tinggal di Suwon, Provinsi Gyeonggi, juga merasakan hal yang sama. "Kenaikan ini mempersulit rencana anggaran saya karena naiknya biaya makan di luar," katanya. (tar)
Kamis, 27 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Sabtu, 22 Februari 2025
Selasa, 18 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025