AGRONET -- Perusahaan gula rafinasi terbesar kedua di Jerman, Nordzucker mengatakan, kenaikan biaya produksi dikompensasi dengan kenaikan harga gula. Hasilnya, perusahaan ini meraih pendapatan 116 persen dibanding periode sebelumnya. Nordzucker mendapat untung dari kenaikan harga gula dan mengatakan optimistis meraih hasil baik pada tahun finansial berikutnya.

"Naiknya biaya produksi yang disebabkan kenaikan tarif energi dan harga pasokan lainnya bagi kami dan petani kami dapat dikompensasikan dengan kenaikan harga gula," kata CE Nordzucker Lars Gorissen dalam pernyataannya yang dikutip Reuters, Rabu (24/5/2023).

Nordzucker membukukan laba bersih sebesar 183 juta euro atau 200,35 juta dolar AS pada tahunan finansial 2022/2023 yang berakhir pada akhir Februari. Ini naik 84 juta dolar AS dibanding tahun sebelumnya. Penjualan lain 16 persen menjadi 2,3 miliar euro.

Gorissen mengatakan perusahaannya menaikkan pendapatan meski "tantangan ekstrem" dari krisis energi, inflasi, gangguan rantai pasokan, turunnya hasil rata-rata panen dan biaya produksi.

Nordzucker mengatakan manfaat dari program efesiensi perusahaan dan pembangunan pasar gula diperkirakan akan menghasilkan "bisnis yang sangat baik" pada tahun finansial 2023/2024. Perusahaan itu mengatakan pasar gula Eropa sudah normal setelah mengalami gangguan akibat pandemi.

Nordzucker mengatakan pada Februari 2023 harga gula Uni Eropa naik menjadi sekitar 804 euro per ton dari sekitar 586 euro per ton pada awal musim panen gula pada Oktober 2022 lalu.

Produsen gula terbesar Eropa, Suedzucker yang juga perusahaan Jerman, Harga gula UE naik menjadi sekitar 804 euro per ton pada Februari 2023 dari sekitar 586 euro per ton pada awal musim gula terakhir pada Oktober 2022, kata Nordzucker.

Produsen gula terbesar di Eropa, Suedzucker yang juga perusahaan Jerman pada April membukukan kenaikan pendapatan tahunan sebesar 112  persen. (tar)