Arief meyakini, keberpihakan kepada petani merupakan langkah awal yang tepat untuk meningkatkan daya saing industri gula nasional secara berkelanjutan.

Bapanas Dorong Sinergi Kenaikan Harga Gula di Tingkat Petani

Jumat, 07 Juli 2023, 10:56 WIB

Gula | Sumber Foto:Wikimedia

AGRONET -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan lembaganya mendorong sinergi dengan stakeholder pergulaan nasional untuk menjaga harga gula di tingkat petani.  Hal ini ia sampaikan saat bertemu Direktur Utama ID FOOD Frans M Tambunan, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Mahmudi, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Aris Toharisman, dan Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun.

"Hari ini kita undang stakeholder pergulaan antara lain ID FOOD, PTPTN, SGN dan APTRI untuk mendiskusikan bersama penyerapan hasil panen atau produk petani tebu di musim giling, terutama terkait pembelian gula petani. Tujuan akhirnya tentu agar stabilitas harga di tiga lini pergulaan, produsen, pedagang, dan konsumen terjaga dengan harga yang wajar sesuai arahan Bapak Presiden," kata Arief pada Selasa (04/07/2023) lalu seperti dikutip dari situs resmi NFA.

Ia mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mendorong perbaikan tata kelola gula nasional yang harus dilakukan secara komprehensif dari hulu hingga hilir. “Untuk menjaga keseimbangan harga di hulu dan menggairahkan semangat petani salah satunya kita dorong gula petani diberi dengan harga yang baik. Harga ini telah mempertimbangkan kondisi faktual, perhitungan biaya produksi, dan masukan dari berbagai pihak baik dari sisi petani, pelaku industri, pedagang maupun konsumen," katanya.

Menurut Arief, dengan membeli tebu di harga yang baik, pelaku usaha serta seluruh stakeholder pergulaan nasional telah turut mendukung peningkatan produktivitas tebu nasional secara berkelanjutan.

“Membeli tebu petani dengan harga yang baik artinya membantu meningkatkan pendapatan petani tebu. Dengan pendapatan yang baik diharapkan minat masyarakat atau petani tebu untuk menanam dan meningkatkan produksi tebunya semakin tinggi, sehingga dapat mendorong peningkatan ketersediaan bahan baku tebu yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan produksi gula nasional dan berkurangnya importasi gula secara bertahap,” jelasnya.

Arief meyakini, keberpihakan kepada petani merupakan langkah awal yang tepat untuk meningkatkan daya saing industri gula nasional secara berkelanjutan. “Berpihak kepada petani artinya kita membeli dengan harga yang proporsional atau wajar sesuai kondisi biaya produksi yang ada saat ini. Sehingga terdistribusi keuntungan yang adil di setiap lini, petani sejahtera, pedagang untung, masyarakat tersenyum,” ungkapnya.

Berdasarkan survei Biaya Pokok Produksi (BPP) Tebu 2023 yang dilakukan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan, terjadi kenaikan BPP dari Rp 589.229 per ton tebu menjadi Rp 650.000 per ton tebu atau naik 9,08 persen.

“Jadi seruan untuk membeli gula petani dengan harga yang baik jelas terukur sesuai perhitungan kenaikan BPP, di mana di dalamnya juga termasuk biaya sewa, tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida, serta biaya distribusi,” tutur Arief.

"Kita berharap dengan kerja sama yang baik bersama seluruh stakeholder, harga gula konsumsi di tingkat petani dapat terjaga secara merata, sehingga berkontribusi signifikan bagi penguatan ekosistem gula nasional ke depan,” katanya.

Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikun mengungkapkan pihaknya sangat mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang telah secara aktif mendukung peningkatan kesejahteraan petani tebu, melalui upaya sinergitas pangan yang dibangun tentunya akan memacu semangat petani untuk menanam dan meningkatkan produksi.

Direktur Utama ID FOOD Frans M Tambunan menyatakan kesiapannya mendukung kebijakan yang ditetapkan Pemerintah, "Kami harap penjaminan pinjaman dan subsidi bunga segera terealisasi sehingga offtake gula petani semakin masif untuk peningkatan Cadangan Pangan Pemerintah termasuk gula konsumsi," ujarnya.  (tar)