Produksi gula Thailand diprediksi turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir.
Harga gula naik saat prospek produksi gula dari India turun. (ilustrasi) | Sumber Foto:??????? ????????-publicdomainpictures.net
AGRONET -- Harga gula pada Selasa (1/8/2023) ditutup naik, dengan gula London membukukan level tertinggi selama satu pekan. Dikutip dari Bachart, Kamis (3/8/2023) harga gula naik saat prospek produksi gula dari India turun usai produsen gula India, Dalmia Bharat, memproyeksikan produksi gula negara itu pada tahun 2023/24 akan turun 3 persen year-on-year (yoy) menjadi 31,8 juta metrik ton. India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia.
Harga gula juga didorong kekeringan di Thailand, produsen gula terbesar ketiga di dunia. Kekeringan diprediksi dapat mengekang produksi gula negara tersebut.
Tahun ini, curah hujan di Thailand jauh di bawah periode yang sama tahun lalu. Fenomena El Nino dapat menurunkan curah hujan lebih jauh lagi dalam dua tahun ke depan. Czarnikow Group memprediksi produksi gula Thailand tahun ini dapat turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir dan mungkin turun ke level terendah kedua sejak 2009/10.
Sementara produksi gula di Brasil yang merupakan penghasil gula terbesar di produsen gula nomor satu di dunia. Pekan lalu, asosiasi industri gula Brasil (UNICA) melaporkan produksi gula pada paruh pertama Juli naik 8,9 persen yoy menjadi 3,241 juta metrik ton.
Produksi gula Brasil pada tahun panen 2023/24 hingga pertengahan Juli naik 21,9 persen yoy menjadi 15,470 juta metrik ton. Selain itu, tebu yang digiling untuk digunakan memproduksi gula tahun ini, naik dibanding tahun lalu dari 43,54 persen menjadi 48,14 persen.
Kondisi cuaca yang mendukung di Brasil mendorong perusahaan perdagangan gula Czarnikow menaikkan perkiraan produksi gula di wilayah tengah selatan pada tahun 2023 sebesar 500.000 ton menjadi 38,2 juta metrik ton. Datagro pada 29 Juni memperkirakan wilayah itu akan menghasilkan rekor 39,1 juta ton gula pada tahun pemasaran 2023/24 yang dimulai pada April, naik 16 persen yoy.
Fluktuasi harga gula juga dipicu kekhawatiran pola cuaca El Nino dapat mengganggu produksi gula dunia. Pada 8 Juni, Pusat Prediksi Iklim AS mengatakan suhu permukaan laut di seluruh Samudra Pasifik khatulistiwa telah meningkat 0,5 derajat celcius di atas normal, dan pola angin telah berubah hingga mencapai titik di mana kriteria El Nino telah terpenuhi.
Pola cuaca El Nino biasanya membawa hujan lebat di Brasil dan kekeringan di India, yang berdampak negatif pada produksi tanaman gula. Terakhir kali El Nino menyebabkan kekeringan pada tanaman gula di Asia adalah pada tahun 2015 dan 2016, yang menyebabkan harga melambung tinggi.
Terendah dalam 13 tahun
Dalam laporan dua tahunannya yang dirilis pada 25 Mei, Departemen Pertanian Amerika Serikat memproyeksikan produksi gula global 2023/24 akan naik 6,0 persen yoy ke rekor 187,881 juta metrik ton. Sedangkan konsumsi gula pada 2023/24 akan naik akan meningkat 2,3 persen yoy ke rekor 180,045 juta metrik ton. Departemen juga memperkirakan stok akhir gula dunia pada tahub 2023/24 akan turun 15,2 persen yoy ke level terendah dalam 13 tahun terakhir di angka 33,455 juta metrik ton.
Pada 22 Mei lalu International Sugar Organization (ISO) memangkas estimasi produksi gula global 2022/23 dari 180,4 juta metrik ton 177,4 ton metrik ton MMT dan memangkas estimasi surplus gula global 2022/23 menjadi 852.000 ton dari estimasi sebelumnya 4,15 juta metrik ton. Pada 4 Mei, ISO memperkirakan surplus gula global 2023/24 2,1 juta metrik ton. (tar)
Minggu, 09 Februari 2025
Sabtu, 18 Januari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Senin, 30 Desember 2024
Kamis, 31 Oktober 2024
Kamis, 31 Oktober 2024