BSIP Perkebunan memiliki tujuh varietas benih tebu yang mampu memproduksi 100 ton per hektare.
Penandatangan kerja sama PT Rejoso Manis Indo dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian di Jakarta, Rabu (13/9). | Sumber Foto:Yeyen Rostiyani/Agronet
AGRONET – Indonesia mampu menghasilkan benih dan bibit berkualitas, termasuk tebu. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Ir Deden Syafaruddin, PhD, saat menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan PT Rejoso Manis Indo (RMI). Kerja sama dilakukan terkait pengembangan benih unggul tebu terstandar hasil kultur jaringan.
“Indonesia sangat mampu menghasilkan benih dan bibit unggul perkebunan, termasuk tebu,” tegas Deden kepada Agronet, Rabu (13/9/2023).
Menurut Deden, kemampuan tersebut antara lain didukung para personel ahli yang ditunjang pendidikan yang mumpuni dan fasilitas laboratorium yang lengkap. Lulusan University of Tsukuba di Jepang ini yakin, benih yang dihasilkan Indonesia mampu bersaing secara komersial karena terstandar nasional.
Sementara Kepala Balai Pengujian Standard Instrumen Tanaman Pemanis dan Serat Dr Andy Wijanarko, SP, MSi, mengatakan, “Setiap tahun, kami mampu menghasilkan enam juta plantlet generasi pertama atau dikenal dengan kode G-0.”
Saat ini klien mereka masih di jenjang penangkar. Plantlet ditanam oleh penangkar, lalu hasilnya berupa bibit yang dipakai petani untuk ditanam di kebun tebu giling (KTG), Barulah hasil KTG akan diserahkan ke pabrik gula untuk diolah menjadi gula dan produk lain. Aneka varietas benih yang dihasilkan rata-rata mampu memproduksi 100 ton per hektare.
“Sejak 2018 kami telah merilis tujuh varietas tebu,” ujar Koordinator Program dan Evaluasi BSIP Dr Sri Suhesti, SP, MP.
Keunggulan produk benih/bibit tersebut menarik perhatian PT RMI untuk meneken kerja sama dengan BSIP Perkebunan. “Kami yakin, Indonesia mampu kok menghasilkan benih dan bibit berkualitas. Tidak benar kalau ada yang menyatakan, industri gula berbasis tebu terkendala oleh pengadaan benih-bibit berkualitas yang dihasilkan di dalam negeri,” ujar Wakil Direktur Utama PT RMI Syukur Iwantoro kepada Agronet.
“Apalagi sudah berstandar nasional, maka kita harus optimistis bahwa industri gula dari hulu sampai hilir akan dapat berjaya kembali. Ke depannya, swasembada gula ada di depan mata,” ujarnya menambahkan.
Jamin keamanan pangan
Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Perkebunan adalah lembaga sertifikasi independen, bagian dari Badan Standardisasi Instrumen Perkebunan (BSIP), Kementan, siap diluncurkan bulan ini. BSIP lahir pada 21 September 2022 lalu. Salah satu program utama BSIP adalah menyediakan benih terstandar dan bersertifikat.
Benih/bibit yang terstandar dan bersetifikat dapat menjamin mutu keamanan pangan dan meningkatkan daya saing produk pertanian. Tak hanya tebu dan perkebunan, BSIP juga melaksanakan produksi benih/bibit tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan untuk mendukung capaian produksi nasional. *
Sabtu, 09 November 2024
Sabtu, 26 Oktober 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Selasa, 26 Desember 2023
Rabu, 20 Desember 2023
Selasa, 02 Juli 2024
Rabu, 29 Mei 2024
Sabtu, 30 Maret 2024