Susu tebu ini melalui proses fermentasi yang presisi, sehingga menghasilkan protein nabati.

Berkat Inovasi, Susu Tebu Ini Tinggi Protein dan Rasanya Mirip Susu Biasa

Senin, 18 September 2023, 07:19 WIB

Susu | Sumber Foto:Pixabay

AGRONET -- Penelitian terbaru mengungkapkan Jenis susu nabati baru rasanya hampir persis seperti produk susu bisa. Saat ini konsumen dapat memilih beragam alternatif selain susu sapi, mulai dari susu oat hingga susu yang berasal dari beras, kedelai, atau minuman yang terbuat dari berbagai kacang-kacangan, semuanya menawarkan manfaat tersendiri.

Pilihan susu non-sapi ini akan segera diperluas, dengan pilihan baru yang tidak hanya rasanya seperti susu sapi, namun juga mengandung banyak protein. Menurut Profesor Mark Turner dari Universitas Queensland, seorang ahli mikrobiologi makanan terkenal, pilihan baru ini dibuat dari tebu.

Profesor Turner menjelaskan susu tebu berasal dari tebu dan produk sampingan lainnya, yang setelah digabungkan dengan komponen lain melalui proses fermentasi yang presisi, sehingga menghasilkan protein nabati. Protein ini hampir identik dengan yang ditemukan pada produk susu sapi, berarti susu tebu bisa menjadi sumber makronutrien yang baik.

Namun, Profesor Turner menekankan, manfaat kesehatan dari minuman ini akan bergantung pada formulasi akhirnya. Pemerintah negara bagian Queensland, Australia telah menyediakan dana sebesar 528.000 dolar Australia agar proyek ini dapat berjalan.

Dikutip dari Vegan Food and Living, Jumat (15/9/2023) pemerintah Australia, perusahaan fermentasi Asia-Pasifik Cauldron, dan Future Foods BioHub di Mackay bekerja sama untuk memproduksi produk tersebut. CEO Cauldron Michele Stansfield mengatakan produk baru tersebut dikembangkan sebagai produk pelengkap.

 “Kami tidak ingin mengganti rantai makanan, kami hanya ingin melengkapi atau melengkapinya di masa depan.”

Ia menambahkan perusahaannya ingin menciptakan 'aliran nilai alternatif bagi industri gula', dan menegaskan protein lebih mahal daripada gula. “Kami berharap hal ini akan mengurangi fluktuasi harga (gula) dan memastikan penggunaan gula terus berlanjut di masa depan dalam pasar nutrisi yang bergejolak,” katanya.

“Kami tidak ingin mencuri dari suatu industri. Kami ingin menambah industri,” tambahnya. (tar)