Gula telah memainkan peran besar dalam membentuk budaya manusia selama berabad-abad.

Sejarah: Siapa Sangka, Industri Gula Ubah Budaya Manusia  

Senin, 18 September 2023, 07:46 WIB

Gambar toko pemanis pada Abad ke-17. | Sumber Foto:Wellcome Collection/Look and Learn

AGRONET -- Gula adalah salah satu bahan makanan paling umum di dunia, dan signifikansinya budaya sangat luas. Dari awal bahan baku yang sederhana hingga barang mewah yang dinikmati oleh elit sampai statusnya saat ini sebagai makanan pokok sehari-hari, gula telah memainkan peran besar dalam membentuk budaya manusia selama berabad-abad. Berikut rangkuman yang dihimpun Agronet dari berbagai sumber.

1. Historis

Tebu berasal dari Asia, dan telah dibudidayakan selama ribuan tahun. Bukti pertama produksi gula berasal dari sekitar 8.000 SM di India. Dari India, budidaya tebu menyebar ke Cina dan Timur Tengah, dan akhirnya sampai ke Eropa pada Abad Pertengahan.

Di Eropa abad pertengahan, gula adalah komoditas yang sangat berharga. Harganya sangat mahal sehingga sering digunakan sebagai alat tukar. Gula juga dikaitkan dengan kemewahan dan status, dan sering dikonsumsi oleh orang kaya dan berkuasa.

Kedatangan gula di Eropa menyebabkan sejumlah perubahan dalam budaya Eropa. Misalnya, gula menjadi bahan populer untuk makanan penutup dan makanan manis lainnya. Gula juga digunakan untuk mengawetkan buah dan sayuran, yang membantu memperpanjang masa layak makan.

Pada abad ke-16 dan ke-17, produksi gula berkembang pesat di wilayah jajahan negara-negara Eropa, terutama di Karibia. Perkembangan ini didorong oleh perdagangan budak transatlantik yang membawa jutaan orang Afrika ke Amerika untuk bekerja di perkebunan gula.

Ketersediaan gula yang luas di wilayah jajahan menyebabkan peningkatan konsumsi gula yang dramatis di seluruh dunia. Gula menjadi bagian dari makanan pokok sehari-hari, dan memainkan peran besar dalam pengembangan tradisi kuliner baru.

2. Kuliner

Gula digunakan dalam berbagai masakan di seluruh dunia. Gula bahan baku populer untuk membuat makanan penutup, seperti kue, cookie, pai, dan es krim. Gula juga digunakan dalam hidangan gurih, seperti saus, marinade, dan glasir.

Gula dapat digunakan untuk meningkatkan rasa makanan, dan juga dapat digunakan untuk menciptakan berbagai tekstur dan warna. Misalnya, gula dapat digunakan untuk membuat karamel, yang merupakan sirup manis dan lengket yang sering digunakan dalam makanan penutup. Gula juga dapat digunakan untuk membuat permen, yang merupakan makanan manis keras atau kenyal.

Selain penggunaan kulinernya, gula juga digunakan dalam berbagai produk lain, seperti minuman ringan, batangan permen, dan makanan olahan. Gula juga digunakan dalam produksi minuman beralkohol, seperti bir dan anggur.

3. Sosial

Gula memiliki dampak sosial yang signifikan. Gula sering dikaitkan dengan kebahagiaan, perayaan, dan kesenangan. Gula juga digunakan untuk menandai acara-acara khusus, seperti ulang tahun, hari libur, dan pernikahan.

Dalam beberapa budaya, gula digunakan untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayang. Misalnya, di beberapa bagian Eropa, sudah menjadi kebiasaan untuk memberikan sekotak cokelat kepada orang yang dicintai pada Hari Valentine.

Gula juga dapat digunakan untuk menunjukkan status sosial. Misalnya, dalam beberapa budaya, dianggap sebagai simbol status untuk menyajikan makanan penutup yang mahal. Gula adalah bahan yang kompleks dan serbaguna dengan sejarah budaya yang kaya.

Gula telah memainkan peran besar dalam membentuk budaya manusia selama berabad-abad, dan terus menjadi bagian penting dari kehidupan kita saat ini. Selain signifikansinya secara historis, kuliner, dan sosial, gula juga merupakan komoditas ekonomi. Pasar gula global bernilai miliaran dolar, dan gula adalah salah satu komoditas pertanian yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Hingga kini, gula dapat dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai dengan panduan kesehatan. (tar)