Harga gula tinggi, namun indeks harga pangan FAO turun.

FAO Tetap Soroti Meroketnya Harga Gula

Sabtu, 07 Oktober 2023, 10:53 WIB

Kantor FAO di Roma, Italia | Sumber Foto:Captain Raju/Wikimedia

AGRONETĀ  -- Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan harga pangan dunia pada September stabil karena pasokan gandum dan bahan makanan utama lainnya membantu mengimbangi kenaikan harga gula di tengah laporan panen yang buruk di Asia. Indeks harga pangan FAO yang melacak harga makanan pokok di seluruh dunia pada bulan September rata-rata 121,5 poin.

Sekitar 24 persen lebih rendah dari puncak kenaikan harga makana pokok dunia yang terjadi pada Maret 2022 lalu dan hampir 11 oersen lebih rendah dari tahun lalu. Indeks harga Agustus mencapai 121,4 poin.

Dikutip dari Dow Jones Newswires, Jumat (6/10/2023) FAO yang berbasis di Roma ini mengatakan, faktor terbesar penurunan harga makanan pokok disebabkan harga gandum dan minyak nabati yang lebih rendah. Meskipun begitu, FAO tetap menyoroti meroketnya harga gula.

Dalam indeks FAO kali ini, harga gula naik hampir 10 persen selama satu bulan terakhir ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Kenaikan harga terjadi setelah munculmya laporan-laporan mengenai panen buruk di India dan Thailand.

Pola cuaca yang tidak merata yang disebabkan fenomena cuaca El Nino telah meningkatkan harga sejumlah komoditas seperti kakao dan kopi tahun ini. Harga-harga sereal secara keseluruhan naik 1 persen dari Agustus, dipimpin kenaikan harga jagung sebesar 7 persen.

"(Hal ini) didorong permintaan yang kuat untuk pasokan Brasil, penjualan petani yang lebih lambat di Argentina dan peningkatan tarif angkutan tongkang karena rendahnya tingkat air di Sungai Mississippi di Amerika Serikat," kata FAO dalam laporannya.

Sementara itu, harga gandum turun 1,6 persen di tengah kuatnya pasokan dari Rusia. Harga minyak nabati di bulan September turun 3,9 persen. Dipimpin penurunan harga minyak kelapa sawit dan minyak bunga matahari, FAO mengatakan ekspor global minyak nabati sangat kuat selama bulan tersebut.

Di tempat lain, harga produk susu turun 2,3 persen dari Agustus, menandai penurunan selama sembilan bulan berturut-turut. Harga daging juga turun 1 persen, tertekan oleh daging babi, unggas dan domba. (tar)