Penyelarasan ini untuk menciptakan SDM yang mampu bekerja di industri gula di lahan berbatu.

Di Sumba, PT MSM dan BPPSDMP Sinergikan Kurikulum Vokasi Pergulaan

Rabu, 24 Januari 2024, 10:21 WIB

Sinergi penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi pergulaan di PT MSM di Sumba, Nusa Tenggara Timur. | Sumber Foto:Dok, istimewa PT MSM

AGRONET – Pabrik gula modern, PT Muria Sumba Manis (MSM) bersinergi dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) di bawah Kementerian Pertanian, 21-24 Januari 2024. Sinergi bagian dari kerja sama Gabugan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) dan BPPSDMP dalam link and match pendidikan vokasi pergulaan yang sesuai kebutuhan industri.

Menurut keterangan Gapgindo yang diterima Agronet, kegiatan ini digelar selama empat hari di lokasi pabrik modern milik PT MSM di Waingapu, Sumba, Timur Nusa Tenggara Timur (NTT). Diskusi bersama ini dihadiri manajemen perusahaan bersama Polbangtan Bogor, Polbangtan Malang, PEPI, SMK PP Negeri Kupang, dan tim dari Pusat Pendidikan Pertanian.

Penyelarasan ini untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu bekerja di industri gula di lahan berbatu seperti di NTT. Para siswa dan mahasiswa yang ikut penyelarasan kurikulum ini akan mendapat peluang untuk melakukan magang di pabrik gula di PT MSM.

PT MSM memiliki pabrik gula modern yang berdiri pada 2018 dengan kapasitas produksi 12 ribu TCD. Ini adalah pabrik gula modern pertama di Indonesia yang berada di lahan berbatu. Perusahaan tersebut memiliki lima area divisi yaitu Plantation Development, Irigation & infrastructure, Planting & Upkeep, Harvesting, dan Sugar factory.

Dalam operasionalnya, PT. MSM yang menerapkan teknologi kogenerasi listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk seluruh aktivitas proses produksi dan pompa irigasi dengan teknologi sub-drip. Mereka juga memiliki 40 reservoir dan lima embung dengan kapasitas reservoir 300-480 ribu m3.

 

Bidik lahan berbatu

Program beasiswa ini adalah kelanjutan dari program Kementan yang telah berjalan. Namun, skema kali ini dikhususkan pada kurikulum untuk memenuhi kebutuhan industri pergulaan. Mereka berharap, skema ini akan mulai berlaku mulai tahun ajaran 2024/2025.

Skema beasiswa ini terutama akan menyasar warga setempat di lokasi pabrik gula yang menjadi anggota Gapgindo. Saat ini pabrik gula yang bernaung di bawah Gapgindo berada di Sumatra Selatan, Jawa, dan NTT.

Pihak yang terkait kerja sama ini akan menyusun kurikulum yang sesuai lahan di lokasi pabrik-pabrik Gapgindo. Pusdiktan, PEPI, Polbangtan Bogor, dan Polbangtan Malang bekerja sama dengan PT Muria Sumba Manis yang berada di Waingapu, Sumba, NTT. Mereka akan menyusun kurikulum untuk tanaman tebu di lahan berbatu.

Di Jawa, terdapat PT Rejoso Manis Indo, PT Kebun Tebu Mas, PT Rajawali I, dan PT Kebon Agung. Mereka bekerja sama dengan Pusdiktan, Polbangtan Malang, PEPI, dan Polbangtan Bogor untuk menyiapkan kurikulum khusus untuk tanaman tebu di lahan kering.

Sedangkan di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, terdapat PT Pratama Nusantara Sakti yang berada di lahan rawa. Perusahaan ini berkerja sama dengan Pusdiktan, Polbangtan Medan, SMKPPN Sembawa, Polbangtan Bogor, PEPI, dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Mektan (tim UPT) untuk menyusun kurikulum tanaman tebu di lahan rawa. (yen)