AGRONET – Kekeringan selama dua tahun dan pasokan air yang menyusut mendorong pabrik gula Rio Grande Valley Sugar Growers Inc. (RGVSG Inc.) di Texas, Amerika Serikat (AS), untuk tutup. Penutupan pabrik berusia setengah abad ini diperkirakan akan menyebabkan hilangnya pendapatan 100 juta dolar dan membuat 500 orang kehilangan pekerjaan.

“Dengan rasa sedih mendalam, dewan direksi Rio Grande Valley Sugar Growers Inc. mengumumkan hari ini (Kamis, 22/2/2024) bahwa setelah 51 tahun terus tumbuh dan memproduksi tebu menjadi raw sugar di Rio Grande Valley di Texas, maka panen dan musim giling yang baru saja usai akan menjadi yang terakhir kalinya,” demikian bunyi keterangan pers yang dikutip laman My RGV, Kamis. “RGVSG Inc. adalah pabrik gula terakhir di Texas.”

“Selama lebih dari setengah abad, RGVSG Inc. telah menyuntikkan ratusan juta dolar AS pendapatan kepada warga setempat, negara bagian, dan perekonomian nasional,” papar perusahaan.

Perusahaan menyebut krisis kawasan akibat penanganan Kementerian Luar Negeri AS dalam menangani pembagian pasokan air dengan Meksiko. Meksiko gagal memenuhi kewajiban seperti yang tertuang dalam kesepakatan dengan AS.

“Meski para petani memiliki semangat tinggi untuk meneruskan warisan kepada generasi berikutnya, tanpa pasokan air irigasi yang memadai serta ketentuan yang menjamin kelangsungan dan panduan administrasi untuk mempertahankan lahan, RGVSG Inc. tidak punya pilihan lain selain tutup,” papar perusahaan. “Pertanian di Rio Grande Valley tergantung pada aliran air irigasi yang memadai dan dapat diandalkan.”

“Pabrik itu beroperasi besar-besaran,” ujar Presiden Direktur RGVSG Inc. Tudor Uhlhorn saat diwawancara, Kamis. “Dampaknya terasa di Valley secara luas, termasuk para petani, pemasok, dan pabrik benih dan bibit,” ujarnya.  

Ayah Uhlhorn, yaitu Tock Uhlhorn, mendirikan RGVSG Inc. pada 1972. Saat itu, luas pabrik lebih dari 400 ribu hektare. (yen)