Tebu | Sumber Foto:Sarah&Jason/Wikimedia
AGRONET – Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) dan Kementerian Pertanian (Kementan) --melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) khususnya BSIP Perkebunan-- mengesahkan kerja sama yang ditandatangani 15 Februari lalu. Kedua pihak sepakat menjalin kolaborasi selama lima tahun.
Kepala BSIP Perkebunan Ir. Syafaruddin, PhD sangat mendukung sinergi swasta dengan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian. Lulusan University of Tsukuba yang akrab dipanggil Deden ini menyatakan, "Untuk mendapatkan gula yang bermutu tinggi dan aman, tentunya harus dimulai dari penyediaan bahan bakunya yaitu benih tebu yang terstandar dan bersertifikat. Dan tentunya sudah merupakan tugas dari BSIP Perkebunan untuk mendampingi petani/produsen dalam penyediaan benih tebu unggul."
Kerja sama ini meliputi upaya menjamin ketersediaan dan pengembangan teknologi benih/bibit tanaman pemanis khususnya tebu unggul yang berstandar dan bermutu. Benih/bibit yang terstandar dan bersetifikat dapat menjamin mutu keamanan pangan dan meningkatkan daya saing produk pertanian.
Berdasarkan kesepakatan ini, BSIP Perkebunan akan memberikan bimbingan teknis kepada pabrik gula di bawah bendera Gapgindo untuk pengadaan dan penyediaan benih/bibit tebu unggul konvensional dan kultur jaringan.
BSIP Perkebunan juga akan memberikan bimbingan dan pendampingan pengembangan dan penguatan laboratorium kultur jaringan benih/bibit tebu unggul. Benih/bibit tebu itu juga disesuaikan dengan lokasi lahan tebu yang spesifik.
Saat ini, salah satu anggota Gapgindo yaitu PT Rejoso Manis Indo (RMI), telah bekerja sama dengan BSIP Perkebunan yaitu penyediaan benih tebu kelas tinggi (G0) hasil kultur jaringan sejumlah 20.000 benih. Menurut Kepala BSIP Tanaman Pemanis dan Serat Dr Andy Wijanarko, SP, MSi, benih itu digunakan untuk pengembangan di Kabupaten Blitar dan Lamongan.
Benih tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan benih kelas di bawahnya dan akan disebarkan ke petani penangkar di bawah binaan PT. RMI. Demikian juga BSIP Perkebunan telah menyediakan benih tebu hasil perakitan Balitbangtan (BSIP) yaitu varietas AAS Agribun, AMS Agribun dan ASA Agribun untuk kelas benih G0 sejumlah 1500 benih untuk pengembangan di PT Pratama Nusantara Sakti (PNS) di lahan rawa yang berlokasi di Sumatra Selatan.
Lahan spesifik
Saat ini Gapgindo beranggotakan delapan pabrik gula dan dua di antaranya memiliki lahan tebu yang spesifik, yaitu rawa dan lahan kering berbatu. Sementara itu ada dua anggota Gapgindo sudah memiliki laboratorium benih unggul hasil kultur jaringan yaitu PT Rajawali I dan PT Muria Sumba Manis. Berikutnya, PT RMI dan PT Pratama Nusantara Sakti juga akan memiliki laboratorium sendiri.
“Kami mengharapkan BSIP Perkebunan dapat membina laboratorium-laboratorium ini,” ujar Syukur kepada Agronet.
Terkait penyediaan benih/bibit unggul terstandar ini, Gapgindo dan BSIP Perkebunan akan terus bekerja sama dalam pengujian, kalibrasi, dan penilaian kesesuaian standar tanaman pemanis. Penyelenggaran standardisasi ini juga akan terus dievaluasi kedua pihak.
BSIP adalah unit di bawah Kementan yang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi perumusan, penerapan, dan pemeliharaan, serta harmonisasi standar instrumen pertanian. Tak hanya tebu dan perkebunan, BSIP juga melaksanakan produksi benih/bibit tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan untuk mendukung capaian produksi nasional. (yen)
Jumat, 21 Maret 2025
Kamis, 27 Februari 2025
Senin, 13 Januari 2025
Senin, 30 Desember 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Sabtu, 22 Februari 2025
Selasa, 18 Februari 2025
Senin, 17 Februari 2025