Harga gula dunia pada Senin mencapai titik tertinggi dalam dua pekan terakhir di pasar New York.

Harga Gula Waspada, Brasil Kekeringan dan Thailand Dilanda Panas

Selasa, 30 April 2024, 10:04 WIB

Harga gula dunia | Sumber Foto:Wallpaperflare

AGRONET – Harga gula dunia pada Senin (29/4/2024) mencapai titik tertinggi dalam dua pekan terakhir di pasar New York. Kekhawatiran akibat kekeringan berlanjut di Brasil mengurangi output gula negara itu, sehingga mendongkrak harga. Somar Meteorologia melaporkan pada Senin, hujan sempat terjadi pekan lalu di Brasil tengah dan selatan yang selama ini menjadi pusat ladang tebu.

Laman Barchart melaporkan, nilai mata uang real Brasil menguat pada Senin, sehingga mengurangi semangat para produsen untuk mengekspor gula. Namun, Unica melaporkan pada Jumat (26/4/2024) lalu, bahwa produksi gula Brasil pada paruh pertama April naik 31 persen year on year (yoy) menjadi 710 juta ton.

Sementara persentase tebu yang digiling untuk gula naik menjadi 43,64 persen dari tahun lalu yang sebesar 38,01 persen. Hal ini juga menandakan pasokan gula yang meningkat.

Cuaca panas di Thailand juga dikhawatirkan merusak ladang tebu di negara itu, sehingga ini menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga. Pada Senin, Meteorological Department melaporkan bahwa dari 77 provinsi di Thailand, lebih dari 30 provinsi di negeri itu mencatat rekor panas tinggi bulan ini. Suhu bahkan sempat mengalahkan rekor yang pernah terjadi pada 1958.

Curah hujan di Thailand di bawah periode yang sama tahun lalu. El Nino diperkirakan akan terus menekan curah hujan di Thailand, yang selama ini menjadi produsen gula terbesar ketiga di dunia dan nomor dua pengekspor terbesar di dunia. Penggilingan tebu di pabrik gula di Thailand mencapai titik terendah dalam 13 tahun terakhir.

Pada 17 April, harga gula di New York ada pada titik terendah dalam 15 bulan. Sedangkan harga di London menyentuh titik paling bawah dalam 14 bulan berkat prospek pasokan gula yang naik. Namun, Pemerintah Thailand pada 22 April memperkirakan, produksi gula negaranya pada musim 2023/2024 yang berlangsung pada Desember-17 April mencapai 8,77 juta ton. Produksi ini di atas perkiraan Thai Sugar Millers Corp yang dibuat Februari lalu, yang memperkirakan produksi gula hanya mencapai 7,5 juta ton. (yen)

BERITA TERKAIT