Perkebunan buah naga. | Sumber Foto:Humas Ditjen Hortikultura
AGRONET -- Akuisisi aset bisnis arti gramatikalnya, pembelian aset yang produktif untuk bisnis atau aset tersebut memang peruntukannya hanya untuk bisnis. Aset bisnis sering diperjual belikan. Dengan multi latar belakang dan multi maksud tujuannya.
Begitu juga perilaku pelaku bisnis juga beragam. Ada yang punya usaha memang suka membeli perusahaan pihak lain. Ada juga yang sukanya membangun bisnis, jika sudah jalan dijual bisnisnya. Yang seperti ini, biasanya terpercaya di perbankan.
A. Aset bisnis distributor solar industri. Bermasalah karena tidak mampu memasarkan jumlah besar padahal kewajiban di perbankan lumayan banyak lalu tidak bisa menutupi kewajiban rutinnya. Terancam jadi kredit macet, jika berlarut bisa dilelang. Dijual.
Bank membantu ditawarkan ke mitranya yang " terpercaya ". Diaudit dan dikaji mulai pemasaran, operasional, strategi dan lainnya. Karena calon pembeli juga " dipercaya " oleh banyak perusahaan pengguna solar industri. Spontan usaha tersebut sehat, tanpa ada lagi kredit macet. Bahkan makin besar.
Ilmu hikmahnya bahwa pembeli perusahaan distributor solar industri tersebut. Tanpa modal. Hanya dipercaya oleh bank dengan jaminan aset bisnis yang mulai macet kreditnya. Karena " dipercaya " oleh bank, karakter dan kapasitasnya mumpuni jadilah kembali sehat berkibar bendera nama baiknya.
B. Aset bisnis perumahan. Mengalami macet kredit investasi dan modal kerjanya. Pihak bank sudah mengingatkan ke 3 kalinya, jika hingga ke 5 kali. Berdampak nama baik bank ikut rusak. Diaudit, ada penyalahgunaan dana bank dan kurang terampilnya bagian pemasaran.
Dijual ke mitra bank terpercaya. Jaminannya hanya aset tersebut dan dana segar tidak seberapa ke pemilik asal, dari pada dilelang justru tidak dapat apapun selain tercemarnya nama baik. Dikelola dengan profesional kerja sama dengan pabrik pemilik karyawan banyak. Sekejap. Habis.
Ilmu hikmahnya, sekalipun sudah dapat harta warisan tanah luas. Dijadikan perumahan. Tapi kalau mental, intelektual dan keterampilan untuk mengelola usahanya tidak bisa dipercaya. Sekejap habis tanah luas tersebut, sekalipun dapatnya gratisan dari warisan. Justru jadi malu.
C. Aset Bisnis Perkebunan. Saat harga komoditasnya sedang mahal sengaja dijual agar marketable dan dapat profit margin sehat wajar. Agar terpercaya makin banyak yang pesan kebun kepadanya. Terpenting tujuannya agar pembeli kebun yang sedang produktif running well tersebut puas ketagihan.
Bahkan pembeli kebun ditawari kredit oleh pihak bank karena bankable. Agar ekspansi lagi. Sehingga bisa mengkaryakan dana bank. Pengangguran terserap, pajak dan devisa rutin negara dapat. Hingga masyarakat sekitar ikutan membangun usaha toko dan warung untuk kebutuhan karyawannya.
Ilmu hikmahnya, kesempatan emas diberdayakan dengan mengukir prestasi emas. Karakter dan kapasitasnya sengaja dijaga ketat. Agar nama baiknya mengkristal jadi " Merek Perorangan ". Diyakini cara itu paling cepat sukses bermanfaat bagi orang banyak. Sadar harta warisan bukan jaminan. Sadar pintar bergelar pun, jika malas dan nakal akan jadi bumerang.
Sumber :
Wayan Supadno
Rabu, 06 September 2023
Senin, 07 Agustus 2023
Selasa, 01 Agustus 2023
Kamis, 09 Maret 2023
Selasa, 07 Maret 2023
Sabtu, 11 Februari 2023
Jumat, 27 Januari 2023
Rabu, 25 Januari 2023
Jumat, 22 September 2023
Selasa, 20 Juni 2023