Wayan Supadno | Sumber Foto:Dok. Pribadi
AGRONET -- Sudah berulang kali saya ditanya oleh banyak pihak, mengapa tidak mengembangkan peternakan sapi di Jawa. Kok kesannya hanya fokus di Kalimantan saja. Jawaban saya sederhana saja, sesuai alasan apa adanya membangun bisnis peternakan sapi yang integrasi dengan kebun sawit, alpukat, durian dan jeruk madu chokun.
Pertimbangan utama skala prioritas ternak sapi di Pangkalan Bun Kalteng, karena :
1. Adanya kepastian pasar limbah sapi, feses dan urine. Kapitalnya jadi omzet dan laba. Pencetak arus kas agar tetap dinamis positif. Paling tidak sapi dewasa 400 kg bisa senilai Rp 5 juta/ekor/tahun. Setara dengan biaya produksi merawat membesarkan sapi Rp 5 juta/ekor/tahun juga.
2. Pasarnya feses dan urine sapi, ke kebun saya sendiri. Yang membutuhkan 15 ton/ha/tahun. Atau kebutuhan per hektar setara dengan feses urine dari 3 ekor sapi dewasa 400 kg. Artinya dari divisi ternak sapi dijual ke divisi kebun, dari kantong baju kanan dijual ke kantong baju kiri, 1 baju milik sendiri.
3. Ide gagasan bisnis integrasi kebun dan ternak sapi. Karena saya sejak punya kebun jeruk, buah naga dan sawit tahun 2012. Berlangganan tetap pembeli pupuk kandang hingga ratusan juta/tahun, ke beberapa peternak terdekat. Hingga sekarang. Pelanggan tetap setia, jadi mesin pencetak uang (ATM) mereka.
4. Agar feses urine sapi daya manfaatnya sebagai pupuk optimal. Maka saya perkaya mikroba agar berbiak massal. Dengan produk formula dari pabrik pupuk milik saya sendiri juga. Yaitu Bio Extrim sebagai pupuk hayati dan Hormax sebagai hormonal.
5. Dampaknya dahsyat, menghemat 75% pupuk NPK kimia. Karena Bio Extrim mengandung Azospirillum, Azotobacter dan Rhizobium penambat N (pengganti urea). Ada juga Pseudomonas, Bacillus, Trichoderma pelarut P dan K (pengganti SP36 dan KCl) sekaligus biopestisida.
6. Begitu juga Hormax (hormonal) mengandung Auksin, Sitokinin, Giberelin dan Etilen. Produksi pabrik saya sendiri. Sangat membantu batang dan buah jumbo. Produktivitas tinggi. Hingga banyak tamu dari perusahaan - perusahaan besar dan Pusat Penelitian (Puslit) pada heran berfoto ria saat studi banding.
7. Uraian di atas baru pendapatan dari sisi limbah sapi, feses dan urine. Padahal masih dapat pedet anak sapi jika breeding. Dapat tambah bobot sekitar 300-an kg/tahun/ekor sapi limosin maupun brahman jika fattening. Atau ADG, tambah tumbuh 0,9 kg/ekor/hari. Setara Rp 18 juta/ekor/tahun.
8. Dari hasil riset saya sendiri selama 6 bulan tahun 2018 objeknya 70 ekor sapi indukan. Ternyata sapi indukan 400 kg mampu menghasilkan ;
1. Feses kering angin sekitar 14 kg setara 3,5?ri bobot hidupnya. Jika setahun dapat 5,1 ton/tahun, setara 12 kali bobot hidupnya. Jika dihargai sama persis saat beli ke peternak lain Rp 1.000/kg, maka setara omzet Rp 5,1 juta/ekor/tahun. Padahal ini kaya c organik, media biak mikroba dan unsur hara lengkap makro mikro.
2. Urine dapat sekitar 10 liter/ekor/hari. Setara 2,5% bobot hidup/hari. Jika setahun dapat 3.650 liter setara 10 kali bobot hidupnya sapi. Jika dihargai hanya Rp 500/liter sama persis saat saya beli ke peternak lain setara dapat omzet Rp 1,8 juta/ekor/tahun.
Berdasarkan hasil kajian data empirik di atas. Sehingga saya mau beberapa sahabat titip nggaduh sapi ke saya bagi hasil difiksasi hasilnya, di nol kan risiko dari sapi sakit maupun mati. Karena diasuransikan tanggung renteng total populasi. Itupun saya batasi maksimal 10?ri total populasi sapi saya.
Agar tercipta aman nyaman bagi yang titip sapi nggaduh. Lumayan pada produktif selama 3 tahun ini ada beberapa yang titip 2 ekor, 5 ekor dan 10 ekor. Jauh lebih produktif dibandingkan dananya ditabung atau deposito. Bahkan dana kredit bank sekalipun masih sangat lumayan labanya.
Yang penting bersimbiotik mutualisme. Membangun negeri nuansa inovasi dan sinergis. Membangun ekonomi kerakyatan dalam kebersamaan. Semoga saling memberi manfaat dengan sesama manusia, orang lain dan juga rahmat bagi alam semesta. Urip iku urup.
Sumber :
Wayan Supadno
Sabtu, 26 Oktober 2024
Selasa, 08 Oktober 2024
Minggu, 22 September 2024
Minggu, 22 September 2024
Kamis, 11 Januari 2024
Selasa, 26 Desember 2023
Rabu, 20 Desember 2023
Selasa, 02 Juli 2024
Rabu, 29 Mei 2024
Sabtu, 30 Maret 2024