‘Jendral Soedirman’ Menganugrahi Marbot Predikat Cum Laude

Kamis, 14 September 2017, 17:26 WIB

Marbot Predikat Cum Laude | Sumber Foto:Ir. Alief Einstein, M. Hum.

AGRONET – Untuk meraih predikat Cum Laude dari sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) yang cukup ternama, seperti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), seorang mahasiswa tak harus tinggal di tempat kost mewah dengan sarana belajar lengkap. Yang tinggal di masjid dengan segala keterbatasan fasilitas belajar pun bisa menggapai predikat terbaik itu.

Itu dibuktikan oleh Diar Budi Utama. Sejak masuk Unsoed (2013) dan dipercaya menjadi Ketua Mahasiswa Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed Angkatan 2013, Diar menjadi penjaga masjid (marbot) Masjid Al-Fattah, Perumahan Sumampir, Purwekerto. Ia jalankan sebaik-baiknya berbagai tugas marbot, antara lain, menjaga kebersihan dan kerapian masjid, bertanggung jawab atas segala ritual ibadah di masjid, seperti azan lima waktu, dan juga jadi khatib cadangan.

Betapa beratnya tugas seorang marbot. Tapi, hal itu tak menghalangi Diar untuk berprestasi. Selama aktif sebagai mahasiswa, Diar tercatat sebagai penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dari awal semester hingga lulus. Prestasi yang pernah diraihnya, antara lain, Finalis Mahasiswa Berprestasi FISIP Unsoed 2016, Co Trainer Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM), Co Trainer Pengembagangan Karakter Kepribadian Mahasiswa (PKKM), Peraih award Unsoed penelitian terbaik dengan tim HMJ AN dengan tema “Reformasi Birokrasi”, Delegasi terbaik dalam kegiatan Temu Administrator Muda Indonesia 2016 yang dihadiri oleh Wakil Presiden H. Jusuf Kalla.

Puncaknya, pada acara Wisuda, Rabu, 13 September 2017 di Auditorium Graha Widytama Unsoed, aktivis di berbagai kegiatan kampus itu, dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude (IPK 3,85). Dengan demikian, ia menjadi lulusan terbaik pertama dari 34 lulusan terbaik FISIP Unsoed.

Pada acara yudisum dan pembekalan wisudawan FISIP Unsoed yang ke 97, Diar berkesempatan mewakili 179 wisudawan FISIP Unsoed untuk memberikan sambutan. Ia mengatakan, “Rasa syukur dan bangga menjadi bagian dari keluarga besar FISIP Unsoed. Kita menyadari terlahir dari kampus dengan nama besar Jenderal Soedirman. Maka, yang harus ditanamkan pada kehidupan sehari-hari adalah nilai-nilai luhur beliau, seperti gigih, jujur, dan pantang menyerah. Sehingga, di samping memiliki kompetensi akademik yang baik, kita sebagai lulusan juga memiliki nilai akhlak mulia yang dicontohkan Panglima Besar Jenderal Soedirman”.

Pria kelahiran Tasikmalaya, 28 Oktober 1994 dari pasangan Maman Ruhaendi dan Apong Sumarni itu tinggal di masjid ditemani empat sahabatnya, yakni Epri Riyadi, Chamid Sutikno, Dhimas Andhika, dan Umar Abdurrahman. Ia tinggal di masjid karena keluarganya mendorongnya agar terus hidup di lingkungan masjid.

Selama tinggal di masjid, Diar merasakan hal yang berbeda dibanding lingkungan lainnya. Karena, di samping sebagai tempat beribadah dan belajar ilmu agama, masjid pun menjadi sarana pengembangan diri dan pembentukan karakter serta tempat untuk berinteraksi sosial dengan jamaah lainnya.

Diar menyadari, untuk menjadi orang yang baik, perlu ada bimbingan dan pendampingan dari orang tua. Maka, Diar selalu memegang dan menjalankan pesan orang tuanya agar Diar menjaga (hubungan) dengan Allah dan menjaga rumah Allah (masjid), membantu orang dalam kesusahan, menjadi pemimpin yang amanah, dan bersifat rendah hati atau tidak sombong.

Dengan keyakinan yang kuat kepada Allah, Diar percaya, pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan serta jalan keluar yang terbaik. Itulah yang dirasakan Diar selama menjalani hari-harinya di kampus dan di masjid. Baginya, bertugas sebagai pengurus masjid merupakan tugas mulia untuk taat kepada Allah dan peka terhadap kehidupan bersosial dengan masyarakat.

Dengan cara itu, kata Diar, hidup akan menjadi terarah, tertata, berhasil serta bermanfat. Dari penuturan Diar ini terkuak kunci keberhasilannya menggapai berbagai prestasinya. Yakni, Diar mengagendakan waktunya dalam buku kecil untuk mengejar target setiap harinya.

“Butuh target dan strategi untuk mencapai apa yang diinginkan. Maka, perlu komitmen yang kuat, sikap yang tegas, kerja keras dibarengi dengan doa dan tawakal kepada Allah serta jangan menyerah untuk hal yang bermanfaat,” tegas Diar. (Koordinator Sistem Informasi Unsoed/269/018)