Antusias, Siswa Sekolah Menengah Belajar Pembuatan Pupuk Organik di Polbangtan Kementan

Selasa, 06 Februari 2024, 15:45 WIB

Murid SMA N 1 Manokwari belajar pertanian organik | Sumber Foto:Polbangtan Manokwari

AGRONET -- Mendukung penguatan profil pelajar pancasila di SMA Negeri 1 Manokwari, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari melakukan penumbuhan kepasitas generasi muda disektor pertanian.

Bergerak dalam bidang pendidikan, kegiatan peningkatan kapasitas dikalangan siswa mengajarkan pentingnya sektor pertanian dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan regenerasi petani menjadi salah satu permasalahan dunia, sehingga ada kegelisahan yang dihadapi berbagai negara soal regenerasi petani.

“Berbagai program dilakukan untuk mengubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan menjadi sektor yang menjanjikan, sehingga generasi muda harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan start up pertanian,” kata Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Kita butuh banyak anak muda yang punya loyalitas dan integritas tinggi, sebagai pelaku dunia pertanian masa depan” sebut Dedi.

Sebagai gen z yang akan menjadi penerus sektor pertanian, siswa diajarkan tentang pertanian organik dengan melakukan peraktek langsung pembuatan pupuk bokasi yang digelar di lapangan upacara SMAN 1 Manokwari, selasa (06/02/24).

Sebanyak 572 siswa kelas X mengikuti dengan penuh antusias tentang pembuatan pupuk organik padat dan cair dengan memanfaatkan sampah organik disekitar termasuk penggunaan limbah rumah tangga.

Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa untuk mendukung peningkatan kapasitas dan penguatan karakter dikalangan siswa untuk mempercepat regenerasi petani.

“Mereka akan belajar tentang pertanian organik, yaitu membuat pupuk bokasi dengan memanfaatkan limbah rumah tangga atau sampah organik yang ada dilingkungan sekitar”, jelas Purwanta

Lebih lanjut, Purwanta mengatakan proses transfer ilmu akan dilakukan secara bertahap mulai dari pemberian materi tentang pupuk bokasi, pembuatan pupuk bokasi, persemaian, penanaman dan perbanyakan tanaman dengan teknik okulasi/stek/cangkok.

Kepala Sekolah SMAN 1 Manokwari, Lucinda Mandobar menjelaskan kegiatan ini merupakan project penguatan profil belajar pancasila yang merupakan bagian dari kurikulum merdeka. bersama dengan dosen Polbangtan Manokwari seluruh kelas X, kami ajarkan pembuatan pupuk organik.

“Harapan kami bahwa anak-anak kami yang merupakan generasi milenial dapat mempunyai pengalaman agar kedepan bisa menjadi petani milenial yang handal, karena mau apapun kita butuh makan dan petani yang menyiapkannya,”tambahnya

“Anak anak tidak harus berpatokan untuk selalu menjadi pegawai negeri, karena pertanian menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Petani sebenarnya orang kaya dan hal itu harus ditanamkan ke anak-anak kita agar kedepan mereka tertarik untuk menjadi petani dan mampu menyediakan makanan sehat untuk masyarakat indonesia.”ujar Lucinda.

 

Sumber :

Kementerian Pertanian