Pandu Laut Nusantara, Menjaga Laut untuk Masa Depan Bangsa

Kamis, 21 Maret 2019, 08:45 WIB

Pandu Laut Nusantara, saat dideklarasikan SMenteri Susi bersama Slank dan kawan kawan di Jakarta, Minggu 15 Juli 2018. | Sumber Foto:Dok Pandu Laut Nusantara

AGRONET --  Indonesia memiliki 71 persen wilayah lautan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi nasional. Indonesia adalah negara kepulauan seluas hampir 2 juta kilometer persegi. Dengan 17.504 pulau yang tersebar dari barat ke timur dan membentang dari utara ke selatan.

Indonesia juga punya pantai terpanjang ketiga di dunia, yakni 99.093 kilometer. Berada di garis khatulistiwa, iklim tropis Indonesia mendukung keberagaman hayati yang ada di dalamnya. Laut Indonesia adalah rumah bagi 75% spesies terumbu karang yang ada pernah ditemukan di seluruh dunia. Menjadi ekosistem bagi sedikitnya dari 2.200 jenis ikan yang mampu hidup dan berkembang dengan baik.

Namun potensi dan sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia tersebut, baru sedikit sekali yang dimanfaatkan.

Dengan latar belakang pemikiran tersebut, menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memprakarsai sebuah organisasi berbasis komunitas yang bernama Pandu Laut Nusantara. Ide pembentukan organisasi ini diawali dari banyaknya komunitas pecinta laut yang memperjuangkan kelestarian alam bawah laut beserta isinya, namun aktivitas dan kepedulian mereka belum tergabung secara keseluruhan. Mengadakan aksi-aksi dalam rangka menjaga kedaulatan dan kecintaan terhadap laut Indonesia.

Pandu Laut dibentuk bertujuan  untuk menyatukan kurang lebih 200 organisasi yang ada tersebut. Adapun komunitas yang bergabung dalam Pandu Laut beragam, mulai dari perkumpulan penyelam, penggiat anti sampah plastik, dan masih banyak lagi. Melalui kehadiran Pandu Laut Nusantara, Susi berharap dapat mempererat komunitas yang tadinya bergerak sendiri-sendiri, sehingga bisa jadi gerakan dan kampanye bersama.

Pada dasarnya, Pandu Laut Nusantara adalah sebuah gerakan kolektif independen berbasis sukarelawan yang memiliki kesamaan visi dan kesadaran untuk menjaga dan merawat laut Indonesia serta menjadikan laut masa depan bangsa,

" Pandu Laut Nusantara bisa menjadi sebuah komunitas yang kuat, besar dan ada di mana-mana. Menjadi mata-mata dalam menjaga laut Indonesia," kata Susi, saat mendeklarasikan Pandu Laut Nusantara, 15 Juli 2018 di Jakarta.

Adapun pencetus gerakan ini adalah Susi Pudjiastuti, sebagai tokoh kelautan, bersama dengan penggiat lingkungan hidup dan tokoh masyarakat: Bramantyo S. Purwadi, Kaka Slank, Ridho Hafiedz, Ony Serojawati, Bustar Maitar dan Aprika Rani, di Pangandaran pada 1 April 2018.

Kementerian di bawah pimpinan Susi, KKP berkomitmen bekerja bersama komunitas-komunitas pecinta laut, memanfaatkan kekayaan dan keindahan laut Indonesia terutama dalam sektor pariwisata bahari. Pariwisata merupakan salah satu sektor utama penopang pembangunan ekonomi Indonesia dan wisata bahari memberikan kontribusi yang signifikan.

Bersama KKP, seluruh anggota Pandu Laut Nusantara akan secara kolaboratif dan berupaya melindungi laut, dengan bekerjasama dengan masyarakat sekitar dan stakeholder perikanan.

Untuk semakin menguatkan organisasi, Pandu Laut Nusantara telah menggandeng banyak musisi yang selama ini telah menjadi aktivis laut seperti Hamish, Ibnu Jamil, Davina, Andin, Kirana, Yuni Sara, Marcell Siahaan dan lain lain.

Pada tanggal 19 Agustus tahun 2018 lalu, Gerakan Pandu Laut Nusantara merayakan 73 tahun Indonesia, di lebih dari 73 lokasi pantai dari Aceh sampai Papua di seluruh Indonesia.

Aksi yang diberi nama “Gerakan Menghadap Laut” tersebut merupakan gerakan kepedulian laut terbesar yg pernah ada di Indonesia, yang mengedepankan keswadayaan masyarakat.  Gerakan Menghadap Laut melibatkan kurang lebih 50.000 warga di seluruh Indonesia secara sukarela, melibatkan 341 mitra yang terdiri dari kelompok masyarakat, komunitas masyarakat adat, nelayan, mahasiswa dan kelompok-kelompok pemerhati lingkungan termasuk kelompok swasta pelaku wisata, musisi, seniman, publik figure dan BUMN lainnya, 28 kapal wisata di berbagai lokasi dan aparat pemerintah termasuk TNI dan POLRI. Secara bersama-sama “menghadap laut” dan merawat serta membersihkan pantai-pantai Indonesia.

Melalui aksi ini, Pandu Laut Nusantara berhasil mengumpulkan kurang lebih 360 ton sampah laut dan pesisir. Selain mengumpulkan sampah laut, aksi ini juga diisi beberapa kegiatan di berbagai lokasi antara lain penanaman bakau, transplantasi karang dan bahkan panen garam.

Merespon hasil yang diperoleh dari aksi Gerakan Menghadap Laut, menteri Susi menyatakan kepuasannya. Gerakan ini sebagai sebuah langkah awal yang baik, katanya. Dengan  tak lupa,mengapresiasi partisipasi warga, komunitas, masyarakat adat, LSM, pihak swasta dan seluruh pendukung kegiatan.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa kekuatan bersama antara pemerintah dan masyarakat bisa menjaga laut kita yang merupakan masa depan bangsa Indonesia. Selama ini laut selalu “dipunggugi“, sekarang kita harus “menghadap laut“. Kegiatan ini akan terus berlanjut dan tidak hanya berhenti disini. Harap Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, sekaligus Pembina Pandu Laut Nusantara.

Pandu Laut Nusantara berharap dukungan dari masyarakat untuk mencintai laut, setiap warga yang pergi ke pantai atau laut, ikut lakukan aksi untuk mencegah pencemaran dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Yang menemukan sampah berserakan di pinggir pantai atau di laut, diharap secara  sukarela untuk memungut dan membuangnya di tempat sampah.

Setidakya itulah dukungan minimal yang bisa dilakukan. Jika berniat lebih mendukung gerakan Pandu Laut Nusantara, kunjungi website nya di  www.pandulaut.org dan bergabunglah menjadi anggota. (234)