Cat Lovers Solo, Rubah Stigma Terhadap Kucing Kampung

Rabu, 16 Oktober 2019, 11:02 WIB

Cat Livers Solo dalam sebuah kegiatan lomba. Kucing kampung pun juga dikompetisikan, | Sumber Foto:Dok Hartonomall

AGRONET --  Belasan kandang kucing yang terbuat dari besi berjejer rapi di halaman Pendapa Rudimeong, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Kandang kucing besar berisi tiga-empat ekor kucing dari beragam jenis seperti persia, anggora, flatnose, dan peaknose.

Para pencinta kucing di wilayah Soloraya berkumpul di lokasi itu. Mereka membawa kertas warna hijau yang tertera nama pemilik kucing. Kucing memang juga harus rutin menjalani pemeriksaan kesehatan dan imunisasi. Hal ini untuk menjaga kondisi tubuh kucing agar selalu prima. Koordinator Pemberdayaan Rudi Meong, Hening, mengatakan pengobatan kucing ini merupakan bagian dari peringatan Hari Puspa dan Satwa Nasional 2019. Pengobatan hewan dinilai kegiatan paling menarik dan bermanfaat bagi para pencinta kucing.

Para pencinta kucing itu diwadahi dalam sebuah komunitas yang mereka beri nama Cat Lovers Solo.  Gilang Franz Yudha, salah satu pengurus mengaku member nonaktif Cat Lovers Solo terdiri dari ribuan owner kucing yang tersebar di wilayah Kota Bengawan dan sekitarnya. Namun tercatat ada 150 member aktif yang masih rutin kumpul tiap Jumat. Masing-masing membawa kucing kesayangannya saat kopi darat.

"Kucing Persia paling banyak. Ada kucing eksotik, kucing domestik, spinx, maine coon, munchskin, skotich fold, british short hair, bengal, dan domestik long hair silangan dari persia dan kucing domestik," tandasnya. 

BERITA TERKAIT

"Kami di Car Lovers Solo tidak melihat jenis kucingnya. Tapi lebih ke kesejahteraan kucingnya. Meskipun kucing domestik, kalau perawatannya tepat juga bisa bagus. Indikator kucing sehat itu aktif, bersih, badan proporsional, dan good looking. Meski terlihat lucu, kucing obesitas itu malah rawan penyakit. Seperti diabetes dan penyakit jantung," ujarnya.

Ada sementara anggapan bahwa untuk ikut komunitas pecinta kucing harus punya kucing ras yang bagus. ”Padahal tidak demikian, pecinta dan pehobi kucing pun juga punya kucing domestik. Yang biasa disebut kucing kampung itu. Mereka yang punya kucing ras, pasti suka kucing domestik," jelasnya.

Cat Lovers Solo terbentuk tidak hanya sebagai ajang kumpul sesama pecinta dan pehobi kucing. Namun juga memiliki misi, meluruskan anggapan salah kaprah yang beredar di kalangan masyarakat awam. Gilang mengaku masih banyak hal salah tentang kucing yang dipahami masyarakat sampai sekarang. Salah satunya, sudah saatnya menghapus stigma miring tentang kucing domestik. Jika sebagian orang menganggap kucing domestik kotor, membawa penyakit dan virus, itu salah besar. Semua kucing berpotensi terkena virus. Bukan hanya kucing tertentu.

Inilah pentingnya vaksin untuk kucing. Virus yang beredar di Indonesia banyak jenisnya. Mau tidak mau, kucing yang dipelihara harus divaksin. Baik kucing ras maupun kucing domestik. Demi kesehatan kucing.

Neti, seorang cat lovers lainnya asal Desa Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo menimpali, “Paling tidak sekali dalam dua bulan harus diberi vaksin. Namun, jika sudah ada gejala demam dan geraknya tak lincah saya langsung bawa ke klinik hewan.”

Memelihara Kucing Butuh Komitmen

Cat Lovers Solo berbagi sedikit pengalamannya dalam memelihara kucing.  Memelihara kucing itu perlu komitmen. Ibarat merawat anak, keberadaan kucing di rumah harus dianggap sebagai anggota keluarga. Artinya, owner wajib memperhatikan kondisi finansial sebelum memutuskan memelihara kucing. Setidaknya, sediakanlah anggaran khusus untuk si kucing. 

“Pastikan ada budget sisa untuk memelihara kucing. Karena dari budget itu akan menentukan kesejahteraan kucing. Kucing bisa sangat terlihat lucu jika dia terawat dengan baik. Kucing juga bisa menjadi binatang menyeramkan kalau tidak terawat. Itu tergantung owner-nya,” beber salah seorang member Cat Lovers Solo, Firman .

Ia menyebut ada tiga syarat utama yang wajib dipenuhi seseorang sebelum memelihara kucing. Pertama, soal budget pemeliharaan kucing. Kedua, tempat tinggal untuk kucing. Dan ketiga, waktu luang untuk merawat kucing. Ketiganya harus dipenuhi seluruhnya tanpa terkecuali. “Kalau ada budget tapi tidak punya waktu untuk mengurus, ya sama saja bohong. Ada waktu tapi tidak punya budget, sulit juga. Ada waktu dan budget, tapi tidak punya tempat, juga kasihan kucingnya,” jelasnya. Komitmen ini penting bagi calon owner.

Menurutnya, masih banyak orang yang ingin memelihara kucing hanya sekadar lucu-lucuan saja. Lebih dari itu, memelihara kucing juga bisa menjadi sebuah hobi. Bahkan, jadi hobi yang mahal. Maka tidak heran, pehobi kucing adalah mereka yang merupakan kalangan menengah ke atas.

“Mahal perawatannya. Kalau kucingnya tidak seberapa mahal. Perawatan itu tidak hanya untuk kucing ras. Kucing domestik juga sama mahalnya,” sambungnya. Firman merinci biaya perawatan kucing dewasa.

Makanan untuk dua minggu sebanyak satu kilogram sekitar Rp 25 ribu-180 ribu, tergantung merk. Obat cacing dua bulan sekali sebesar Rp 20 ribu-40 ribu. Grooming seminggu sekali sekitar Rp 50-90 ribu jika pergi ke salon, atau jika grooming di rumah menggunakan sampo seharga mulai Rp 30 ribu sampai ratusan ribu. Vaksin setahun sekali seharga Rp 120 ribu-170 ribu.

“Kalau kucing ras ditambah vitamin bulu seharga Rp 80 ribu-500 ribu. Sampo juga tidak cuma satu, minimal tiga sampo. Penghilang minyak, sampo, dan conditioner. Ini khusus kucing bulu long hair,” jelasnya. Perawatan kucing rumahan dengan kucing kontes pun berbeda. Rincian biaya yang disebutkan Firman tersebut untuk kucing rumahan saja. “Kalau kucing kontes pasti lebih mahal lagi,” pungkasnya.(234)

BERITA TERKAIT